Bisnis.com, JAKARTA – Bisnis non aeronautika dan layanan medis di bandara bisa menjadi potensi pendapatan jangka panjang bagi para operator pelabuhan udara bergantung dengan strategi pelayanan yang akan dilakukan.
Pengamat penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (Japri) Gerry Soedjatman mengatakan strategi menggenjot pendapatan non aeronautika memang sejak lama telah dilakukan baik oleh PT Angkasa Pura I maupun PT Angkasa Pura II. Dimulai dari sektor logistik, properti, ritel dan perhotelan. Namun yang terbaru dengan perkembangan krisis pandemi muncullah potensi health center yang tak pernah diperhitungkan sebelumnya.
“Sekarang dengan pandemi fasilitas health center cukup potensial karena penumpang daripada ribet memilih klinik dan darurat lebih baik sekalian tes di bandara. Health center bisa jadi jangka panjang dengan ke depannya makin penting peranan kesehatan. Mereka [operator] akan mengubah strategi pelayanan kesehatan secara jangka panjang,” ujarnya, Senin (22/2/2021).
Bahkan, Gerry juga berpendapat kewajiban karantina yang berlaku bagi penumpang internasional juga bisa menjadi potensi lain yang ditangkap oleh operator bandara. Bisa saja penumpang bandara memilih untuk melakukan karantina dengan memanfaatkan fasilitas hotel di bandara.
Menurutnya pendapatan non aeronautical ini memang akan bisa menyamai bisnis aero tetapi rasanya tak mungkin lebih mendominasi karena bisnis bandara tetap harus menjadi yang utama. Namun, yang jelas, bisnis non aeronautical bisa mendongkrak cukup jauh ketika pendapatan aero merosot pada low season. Terlebih ke depannya operator juga memang harus bersiap menghadapi potensi epidemi lain yang mungkin menyebar di luar Covid-19.
“Kalau ada pandemi lagi nantinya, masak nggak terbang lagi. Kalau mau bertahan hidup atau survive memang harus diversifikasi yang nggak terlalu jauh dari bisnis inti untuk bisa menyerap sebagian besar pendapatan dari situasi yang berdampak ke perjalanan,” imbuhnya.
Baca Juga
Gerry pun memproyeksikan lini bisnis non aero yang masih potensial selain health center adalah logistik. Dia berharap kedua operator pelat merah tersebut harus mulai memperbaiki model bisnis logistik yang saat ini masih memiliki kekurangan. Di antaranya seperti fasilitas pendukung logistik di bandara yakni gudang kargo hingga kemudahan bongkar angkutnya.
Potensi kargo, tekannya, masih kencang dengan melihat data penerbangan kargo yang diangkut pesawat niaga berjadwal sudah mencapai 90 persen dibandingkan dengan pada 2019.