Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Badan Usaha Milik Negara tengah menyiapkan rencana pembentukan holding BUMN panas bumi dan saat ini masih dalam proses.
Holding tersebut rencananya menggabungkan anak usaha PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) yang bergerak di sektor panas bumi, yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan PT PLN Gas & Geothermal, serta PT Geo Dipa Energi (Persero).
Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengonfirmasi rencana pembentukan holding tersebut saat ini masih dalam proses.
"Lagi dikerjakan saat ini," ujar Arya ketika dihubungi Bisnis, Senin (22/2/2021).
Dia mengatakan bahwa pembentukan holding panas bumi merupakan upaya pengintegrasian pengelolaan panas bumi sebagai energi terbarukan di Indonesia.
"Ini akan jadi perusahaan panas bumi terbesar di dunia," katanya.
Baca Juga
Hingga saat ini, PGE tercatat mengelola enam wilayah kerja panas bumi own operation dengan total kapasitas terpasang mencapai 672 megawatt (MW). Selain itu, PGE juga mengelola empat wilayah kerja panas bumi dengan skema joint operations contract (JOC) yang total kapasitasnya mencapai 1.205 MW dengan skema joint operations contract (JOC).
Sementara itu, sampai dengan 2020, PLN GG telah berkontribusi dalam counterpart melakukan percepatan pengembangan 11 wilayah kerja panas bumi di Ungaran, Wilis, Cisolok Sukarame, Kapahiang, Danau Ranau, Gn Geurodong, Atadei, Songa Wayaua, Oka Ile Ange, Gn Sirung, dan Talaga Ranu. Termasuk WKP Eksisting, Tangkuban Perahu, Ulumbu dan Mataloko dengan total potensi mencapai 305 MW.
Adapun, Geo Dipa mengoperasikan PLTP Dieng berkapasitas 60 MW dan PLTP Patuha 60 MW, serta tengah mengembangkan wilayah kerja panas bumi Candradimuka.