Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramalan Bos BI Meleset Tipis, Defisit Transaksi Berjalan 2020 Susut Jadi 0,4 Persen

CAD pada 2020 tercatat sebesar US$4,7 miliar atau sebesar 0,4 persen dari PDB, menyempit dari defisit pada 2019 sebesar yang tercatat sebesar US$30,3 miliar atau setara 2,7 persen PDB. 
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020).  Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat defisit transaksi berjalan atau current account deficit/CAD pada 2020 mengalami penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya.

CAD pada 2020 tercatat sebesar US$4,7 miliar atau sebesar 0,4 persen dari PDB, menyempit dari defisit pada 2019 sebesar yang tercatat sebesar US$30,3 miliar atau setara 2,7 persen PDB. 

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan CAD 2020 bakal berada di kisaran 0,5 persen dark PDB.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan penurunan CAD sejalan dengankinerja ekspor dan impor yang tertahan akibat pandemi Covid-19.

“Kinerja ekspor terbatas akibat melemahnya permintaan dari negara mitra dagang yang terdampak Covid-19, di tengah impor yang juga tertahan akibat permintaan domestik yang belum kuat,” jelasnya dalam siaran pers, Jumat (19/2/2021).

BI mencatat, transaksi berjalan pada kuartal IV/2020 kembali surplus sebesar US$0,8 miliar atau 0,3 persen dari PDB, melanjutkan capaian surplus pada kuartal sebelumnya sebesar US$1,0 miliar atau sebesar 0,4 persen dari PDB.

Surplus transaksi berjalan tersebut ditopang oleh surplus neraca barang akibat peningkatan ekspor yang didorong oleh perbaikan permintaan dunia dan harga komoditas, di tengah peningkatan impor yang terbatas.

Di sisi lain, defisit neraca jasa juga meningkat, terutama disebabkan oleh defisit jasa telekomunikasi, komputer, dan informasi, serta defisit jasa transportasi yang melebar akibat peningkatan pembayaran jasa freight seiring kenaikan impor barang.

Sementara itu, transaksi modal dan finansial pada 2020 juga surplus sebesar US$7,9 miliar sejalan dengan optimisme investor terhadap pemulihan ekonomi domestik yang terjaga dan ketidakpastian di pasar keuangan global yang mereda, terutama pada semester II/2020.

Dengan demikian, Erwin mengatakan neraca pembayaran Indonesia (NPI) 2020 mengalami surplus sebesar US$2,6 miliar, sehingga ketahanan sektor eksternal tetap terjaga di tengah tekanan pandemi Covid-19.

“Surplus NPI tahun 2020 sebesar US$2,6 miliar, melanjutkan capaian surplus pada tahun sebelumnya sebesar US$4,7 miliar,” jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper