Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebut akan ada investor baru yang akan mengembangkan potensi energi baru dan terbarukan melalui pembangkit listrik tenaga surya.
Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM Chrisnawan Anditya menuturkan bahwa pengembangan biaya pembangkit listrik tenaga surya pada saat ini terus mengalami penurunan.
“Ke depan ada investor minat bangun dengan harga US$0,04 [per kWh],” katanya dalam webinar yang digelar pada Jumat (19/2/2021).
Turunnya biaya pengembangan, kata Chrisnawan, disebabkan dengan adanya penyesuaian feed in tariff, perkembangan teknologi dan pasar, serta mekanisme lelang. Di samping itu, kemudahan perizinan menyebabkan biaya pengembangan PLTS kian rendah.
Dia menambahkan bahwa dengan harga yang kompetitif maka akan membuat biaya investasi pengembangan investasi PLTS cenderung turun. "Kita harapkan ini jadi sinyal positif investor turunkan biaya pengembangn EBT solar,” ungkapnya.
Adapun, pemerintah menargetkan peningkatan kapasitas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dapat mencapai 17.687 megawatt (MW) pada 2035.
Baca Juga
Sebelumnya, Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Harris Yahya mengatakan bahwa dalam upaya mengakselerasi pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), PLTS akan dikembangkan secara lebih masif.
"Ke depan ini, kami sudah buat asesmen meskipun belum secara detail bahwa sampai 2035 energi terbarukan, khususnya untuk PLTS, akan diberikan ruang yang sangat besar dalam penyediaan energi nasional," katanya.