Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Mandiri: BI Punya Ruang Penurunan Suku Bunga 1 Kali Lagi

Berdasarkan data konsensus Bloomberg, 21 dari 27 ekonom memperkirakan BI7DRRR akan dipangkas sebesar 25 basis poin, dari 3,75 persen menjadi 3,5 persen.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro (dari kanan), Head of Fixed Income Mandiri Sekuritas Handy Yunianto, dan Chief Economist Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy menjadi pembicara dalam Macroeconomic Outlook di Jakarta, Rabu (15/5/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro (dari kanan), Head of Fixed Income Mandiri Sekuritas Handy Yunianto, dan Chief Economist Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy menjadi pembicara dalam Macroeconomic Outlook di Jakarta, Rabu (15/5/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia secara agresif telah menurunkan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate/BI7RRRR menjadi 3,75 persen tahun lalu. Pada rapat dewan gubernur kali ini, diperkirakan akan diturunkan kembali.

Berdasarkan data konsensus Bloomberg, 21 dari 27 ekonom memperkirakan BI7DRRR akan dipangkas sebesar 25 basis poin, dari 3,75 persen menjadi 3,5 persen.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan bahwa ruang untuk memangkas suku bunga masih ada.

“Secara relatif memang kita melihat real interest rate [selisih nominal ketertarikan suku bunga dengan inflasi] Indonesia dengan negara lain masih memberikan ruang bagi BI untuk cut rate sekali lagi,” katanya melalui pesan instan, Kamis (18/2/2021).

Andry menjelaskan bahwa dengan bunga yang turun tersebut, efeknya juga bergantung pada faktor lain.

“Dampaknya tentu akan sangat tergantung kepada pemulihan pandemi juga yang akan semakin mendorong confidence [keyakinan masyarakat,” jelasnya.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa suku bunga acuan saat ini merupakan bunga terendah sejak 2013. Angka tersebut masih ada ruang untuk turun.

“Tentu saja kami akan melihat kemungkinan-kemungkinanya dengan tetap menjaga stabilitas khususnya stabilitas nilai tukar kita dan bagaimana lebih efektifnya mendorong pemulihan ekonomi,” katanya pada rapat kerja dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Selasa (9/2/2021)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper