Bisnis.com, JAKARTA – Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) mendukung keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang meminta pengembalian sebanyak 12 unit Bombardier CRJ-1000.
Ketua Harian Sekarga Tomy Tampatty mengatakan sebenarnya sejak lama permasalahan pengadaan pesawat tersebut bermasalah yang melibatkan praktik korupsi. Sekarga, sejak 22 September 2005, telah melaporkan sejumlah transaksi yang patut diduga ada korupsi di dalamnya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) termasuk salah satunya pengadaan pesawat Boeing 737 NG.
“Kami menyatakan mendukung penuh keputusan tersebut [pengembalian pesawat] dan kepada siapapun yang terbukti melakukan korupsi harus dilaporkan kepada KPK RI,” ujarnya dalam surat tertulis, Selasa (16/2/2021).
Dia juga menuturkan selain KPK, telah berkirim surat kepada sejumlah mantan Menteri BUMN yang dimulai dari era Sugiarto hingga Rini Soemarno. Di luar itu sekarga juga menyebutkan telah mengirim surat kepada Presiden RI Joko Widodo hingga tiga surat yang belum direspon. Setelah itu, sebanyak 1000 surat juga dikirim ke Istana Negara via Kantor Pos Pasar Baru.
Menteri BUMN Erick Thohir telah memetakan dan mengevaluasi terhadap pesawat-pesawat milik PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Langkah ini merupakan salah satu upaya untuk menyelamatkan perusahaan maskapai pelat merah dari beban keuangan di masa pandemi Covid-19.
“Banyak penerbangan dunia sekarang sangat bermasalah. Itu kenapa kami dari kementerian kami sangat memikirkan tanggung jawab kepada publik, salah satunya me-review penyewaan pesawat yang terlalu mahal dan ada kasus hukumnya,” ujarnya.
Baca Juga
Di antaranya, kata dia, Bombardier CRJ 1000 berkapasitas 96 penumpang. Garuda kini memiliki 18 pesawat yang disewa dari lessor Nordic Aviation Capital (NAC) dan Export Development Canada (EDC) masing-masing 12 unit dan enam unit. Erick memastikan Garuda akan mengembalikan 12 unit yang disewa dari NAC.
Garuda pun telah mengandangkannya di hanggar GMF di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Sementara dengan EDC, maskapai pelat merah tersebut pun sedang melakukan pembicaraan terkait kontrak sewa pesawat.