Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketika Penambang Emas Tanpa Izin Menyerbu Taman Nasional Lore Lindu

Areal penambangan menjadi semakin tambah luas. Kalau dahulu hanya di kawasan areal sekitar 15 hektare yang dijadikan lokasi penambangan emas ilegal, kini sudah meluas sampai ke kebun kakao milik masyarakat.
Ribuan penambang emas tanpa izin kembali serbu Dongi-Dongi./Antara-Anas Masa
Ribuan penambang emas tanpa izin kembali serbu Dongi-Dongi./Antara-Anas Masa

Bisnis.com, POSO — Ribuan penambang yang datang dari berbagai daerah menyerbu lokasi eks penambangan emas tanpa izin Dongi-Dongi yang berada dalam kawasan konservasi Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Wartawan Antara dari lokasi PETI Dongi-Dongi, Senin (15/1/2021) melaporkan bahwa kondisi di lokasi saat ini sangat memprihatinkan sebab lahan telah dikuasai sepenuhnya oleh para penambang yang berasal dari luar Sulawesi Tengah.

Sebagian besar penambang yang ada di penambangan emas tanpa izin (peti) Dongi-Dongi berasal dari Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan ada juga dari Pulau Jawa.

Para penambang bebas melakukan kegiatan karena sudah tidak lagi dijaga oleh petugas baik dari aparat kepolisian maupun polhut, semuanya telah ditarik keluar beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, lokasi tersebut masih dijaga aparat, termasuk polhut.

Sejak Desember 2020, kata Ede, salah seorang penambang, aparat keamanan maupun petugas polhut yang ditempatkan di pintu masuk ke lokasi maupun di dalam areal peti Dongi-Dongi sudah tidak lagi melakukan pengawasan dan penjagaan.

Artinya, lokasi itu sudah tidak dijaga aparat sehingga penambang bebas menambang di lokasi peti Dongi-Dongi yang berjarak sekitar 1,5 km dari jalan raya Palu-Napu di wilayah Dongi-Dongi.

Jumlah penambang di lokasi peti Dongi-Dongi saat ini diperkirakan sekitar 4.000 orang.

Areal penambangan menjadi semakin tambah luas. Kalau dahulu hanya di kawasan areal sekitar 15 hektare yang dijadikan lokasi penambangan emas ilegal, kini sudah meluas sampai ke kebun kakao milik masyarakat.

Para penambang melakukan aktivitas tidak hanya pada pagi hari, tetapi malam pun mereka menambang dengan menggunakan penerangan listrik (mesin genset).

Rata-rata penambang telah mendirikan tenda-tenda di sekitar maupun di areal peti Dongi-Dongi agar mereka bisa bekerja pada waktu malam hari.

Lubang-lubang rep (tanah/pasir yang mengandung emas) yang dahulu telah ditutup, kini semuanya telah dibuka kembali oleh para penambang. Jumlah lubang rep saat ini sudah mencapai ribuan lubang.

PETI
PETI

Ede mengatakan satu lubang rep biasanya dikuasai oleh 10 orang dengan sistem kongsi.

Artinya, ada salah satu dari anggota yang membiayai kebutuhan mereka, termasuk menanggung makan/minum sehari-hari.

Saat rep diolah dan menghasilkan emas, maka emas itu kemudian dijual dan uangnya dibagi-bagikan kepada semua anggota penambang yang tergabung dalam satu kongsi.

Seluruh rep yang berasal dari peti Dongi-Dongi, kemudian di bawa ke tromol di Kelurahan Poboya, Kota Palu. Di sanalah, kata dia, rep tersebut diproses menjadi bijih-bijih emas.

TAK BISA BERBUAT APA-APA

Kepala Balai Besar TNLL Jusman membenarkan bahwa lokasi PETI Dongi-Dongi saat ini sudah diserbu kembali oleh para penambang yang kebanyakan datang dari Pulau Sulawesi.

Dari hasil kunjungannya ke lokasi tambang pada Sabtu (13/2/2021), Jusman cukup terkejut ketika menyaksikan para penambang dengan bebas tanpa ada rasa takut menambang dalam kawasan konservasi.

Saat berada di lokasi peti Dongi-Dongi, Jusman mengaku tidak bisa berbuat apa-apa sebab kondisinya cukup rawan.

Masalahnya, jumlah penambang ribuan orang. "Tidak mungkin kami mau menertibkan sendiri. Bisa konyol diserbut penambang," ujarnya.

Menurut dia, untuk menyelesaikan kembali permasalahan peti Dongi-Dongi harus dilakukan secara terpadu dengan melibatkan berbagai pihak terkait.

"Kami sebagai pengelola kawasan tidak bisa menertibkan sendiri. Harus secara terpadu bersama-sama seluruh instansi dan institusi terkait yang ada di daerah ini," kata Jusman.

Melihat kondisi peti Dongi-Dongi sekarang ini yang sudah dikuasai penambang, pihaknya akan segera berkoordinasi kembali dengan Pemprov Sulteng, Pemkab Poso, Pemkab Sigi dan unsur kepolisian yakni Polda Sulteng dan Korem 132 Tadulako untuk menyelesaikan permasalah peti Dongi-Dongi.

Jusman mengatakan dalam waktu dekat ini, dia akan bertemu dengan Kapolda Sulteng.

Dia berharap dalam waktu yang tidak terlalu lama, sudah ada langkah atau aksi penertiban kembali lokasi peti Dongi-Dongi, sebelum terjadi hal-hal yang lebih merugikan lagi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Zufrizal
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper