Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan minuman ringan global Coca-Cola Co. merilis botol yang berasal dari 100 persen plastik daur ulang di Amerika Serikat. Hal ini menandai perubahan signifikan perusahaan dalam strategi keberlanjutannya.
Dilansir Bloomberg pada Rabu (10/2/2021), perusahaan ini bertanggungjawab terhadap sampah plastik yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan lainnya, berdasarkan laporan Break Free From Plastic Campaign. Sebelumnya, Coca-Cola pernah menganjurkan penggunaan botol yang berasal dari bahan tumbuhan, yang tidak menggunakan bahan bakar fosil.
Mengenai strategi barunya, Coca-Cola menyampaikan hal ini menjadi langkah penting dalam mengurangi sampah plastik yang menyebabkan sumbatan saluran air di banyak negara.
Baca Juga : Coca-Cola Bakal Jual Unit Usahanya di Afsel |
---|
Botol daur ulang milik perusahaan ini bakal menekan penggunaan bahan baku plastik baru atau virgin plastic lebih dari 20 persen di kawasan Amerika Utara dibandingkan dengan penggunaan pada 2018.
VP dan GM Sustainability Coca-Cola Alpa Sutaria mengatakan strategi ini menjadi penanda sebuah perubahan perusahaan dalam mengatasi sampah plastik.
"Kenyataannya adalah bahwa bahan yang berasal dari tumbuhan, yang kemudian diolah menjadi plastik, tetap saja menjadi virgin plastic," jelasnya.
Menurut Alpa, masyarakat akan memilih tidak menggunakan botol tersebut, alih-alih memberi tahu produsen bahwa mereka menginginkan produk yang dapat digunakan kembali dan didaur ulang.
Adapun, Coca-Cola menyampaikan komitmennya pada 2025 100 persen produknya menggunakan kemasan yang dapat didaur ulang dan menggunakan 50 persen bahan baku dari botol dan kaleng daur ulang pada 2030.
Pada tahun berikutnya, Swedia mengumumkan menjadi pasar pertama di mana semua produknya dijual dalam botol plastik daur ulang.