Bisnis.com, JAKARTA – Proses negosiasi antara Indonesia dengan produsen-produsen vaksin global yang belum menemukan titik terang untuk mencapai kata sepakat memiliki sejumlah kriteria yang menjadi poin-poin yang menentukan.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio mengatakan dari segi kualitas, poin penting dalam pembahasan di antaranya, aman dan tingkat efikasi sudah teruji berdasarkan standar World Health Organization (WHO).
"Persyaratan pertama, aman dan kemudian efikasinya sudah teruji menurut standar WHO,” ujar Amin kepada Bisnis.com, Kamis (10/2/2021).
Dia melanjutkan, faktor yang kemungkinan sangat dipertimbangkan dalam negosiasi adalah stabilitas suhu dan iklim di Indonesia, terutama wilayah-wilayah terpencil.
Menurutnya, proses distribusi sangat memengaruhi kestabilan kualitas vaksin yang dikirimkan. Terutama, jenis vaksin yang membutuhkan penyimpanan dengan minus 20° C kan sulit dibawa ke daerah terpencil.
Sementara jika dipaksakan, lanjut Amin, kemungkinan kualitas vaksin yang dikirimkan sudah berkurang karena terkena panas. Faktor penentu selanjutnya adalah penerimaan oleh otoritas dan masyarakat terkait dengan status halal, serta harga yang ditetapkan oleh produsen.
Baca Juga
Kendati demikian, lanjut Amin, pada prinsipnya dalam pengadaan vaksin tidak ada pembedaan antara kualitas satu produsen dan produsen lainnya.
“Kalau vaksin itu di negaranya sudah mendapatkan izin penggunaan darurat [Emergency Use Authorization/EUA] Serta punya bukti bahwa efikasinya di atas 50 persen, tidak ada masalah,” sambungnya.