Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi Kebangkrutan, Thai Airways PHK 395 Pilot dan Kandangkan Armada

Maskapai penerbangan nasional menjelaskan bahwa keputusan ini dibuat berdasarkan situasi industri penerbangan saat ini dan yang terpukul keras oleh wabah Covid-19.
Anggota kru Thai Airways mendisinfeksi kabin pesawat sebagai prosedur untuk mencegah penyebaran coronavirus di Bandara Internasional Suvarnabhumi, Thailand, 28 Januari 2020./ REUTERS - Athit Perawongmetha
Anggota kru Thai Airways mendisinfeksi kabin pesawat sebagai prosedur untuk mencegah penyebaran coronavirus di Bandara Internasional Suvarnabhumi, Thailand, 28 Januari 2020./ REUTERS - Athit Perawongmetha

Bisnis.com, JAKARTA - Thai Airways (THAI) memutuskan untuk menghentikan operasional tiga jenis pesawat, yakni Airbus A-330-300, Airbus 380, dan Boeing 747, sebagai bagian dari rencana rehabilitasinya.

Maskapai penerbangan nasional menjelaskan bahwa keputusan ini dibuat berdasarkan situasi industri penerbangan saat ini dan yang terpukul keras oleh wabah Covid-19.

Maskapai ini juga berencana untuk menurunkan jumlah pilot menjadi 905 orang, dan untuk mencapai itu pihaknya sedang mempertimbangkan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 395 pilot.

Dikutip dari The Star, Thai Airways mengatakan tidak berencana untuk mempekerjakan lebih banyak pilot antara tahun 2021 dan 2022. Maskapai ini juga meminta lessor pesawat, produsen mesin dan perusahaan jasa untuk mengurangi biaya mereka.

Dalam beberapa bulan terakhir, Thai Airways telah melakukan berbagai upaya untuk mencoba mendapatkan uang ekstra. Dengan terhentinya perjalanan internasional, Thai Airways menjalankan bisnis di darat dan membuka kafe pop-up yang menyajikan makanan dalam penerbangan.

Pada November, Thai Airways mengumumkan akan melelang 34 pesawat penumpang bekas. Perusahaan juga melelang barang-barang gudang dan menyewakan kantornya untuk mendapatkan uang tambahan.

Sebelumnya, perusahaan berencana menjual 34 armadanya, yang terdiri dari pesawat Boeing dan Airbus. Penjualan pesawat tersebut sebagai bagian dari upaya restrukturisasi utang senilai US$11,4 miliar atau 350 miliar baht.

Dilansir Bloomberg, Jumat (6/11/2020), Thai Airways menyatakan calon pembeli yang berminat memiliki waktu hingga 13 November 2020 untuk mengajukan penawaran mereka dan penjualan akan dilakukan di bawah rencana reorganisasi bisnis yang disetujui oleh pengadilan pada September lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper