Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menargetkan sebanyak 29 juta usaha ultra mikro bisa mendapatkan fasilitas pembiayaan pada 2024 melalui pembentukan holding ultra mikro.
Sebagaimana diketahui, holding ultra mikro melibatkan tiga BUMN, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Permodalan Nasional Madani (Persero), dan PT Pegadaian (Persero).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan holding ultra mikro perlu didorong agar bisa memberikan kemudahan akses layanan keuangan formal bagi holding ultra mikro yang saat ini memiliki sekitar 15 juta nasabah.
“Usaha kecil menengah yang saat ini jumlahnya mendekati 60 juta dan mereka sebagian belum mendapatkan akses terhadap permodalan, maka kita perlu terus meningkatkan kemampuan lembaga keuangan di dalam menjangkau usaha kecil menengah ini,” katanya dalam Raker bersama dengan Komisi XI DPR RI, Senin (8/2/2021).
Sri Mulyani menjelaskan, sebanyak 65 persen dari sekitar 54 juta pelaku usaha atau pekerja segmen ultra mikro masih belum terlayani oleh lembaga keuangan formal.
Untuk itu, holding ultra mikro diharapkan dapat mendorong tercapainya target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), yaitu peningkatan rasio kredit UMKM terhadap total kredit perbankan, dari 19,75 persen pada 2020 menjadi 22 persen di 2024.
Baca Juga
Di samping itu, holding ultra mikro dinilai dapat meningkatkan valuasi entitas melalui peningkatan profitabilitas dari BRI, Pegadaian, dan PMN, dan meningkatkan efisiensi bisnis melalui sinergi entitas dan tata kelola yang lebih baik.
Lebih lanjut, holding ultra mikro diyakini dapat mendorong penurunan Cost of Fund (CoF) yang bersumber dari dana murah segmen ultra mikro dan sumber pendanaan alternatif.