Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha ritel menyuarakan dukungan atas pemberlakuan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro. Kebijakan ini dipandang bisa memberi napas bagi bisnis ritel yang selama pandemi harus menghadapi gelombang penutupan operasional.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jimmy Gani menjelaskan ditambahnya kapasitas dine-in pada restoran dan perpanjangan jam buka di pusat perbelanjaan akan secara langsung berimbas kepada bisnis ritel. Bertambahnya kapasitas untuk work from office (WFO) dari 25 persen menjadi 50 persen pun disebutnya bisa mendorong daya beli masyarakat.
“Tidak bisa dipungkiri bahwa aktivitas ritel di pusat perbelanjaan banyak di-drive oleh restoran karena selain berbelanja kebutuhan masyarakat juga makan,” kata Jimmy saat dihubungi, Senin (8/2/2021).
Jimmy mengatakan bertambahnya kapasitas dine-in bakal secara otomatis memengaruhi ritel di semua format, terutama peritel yang berlokasi di pusat perbelanjaan. Potensi kunjungan pada restoran yang bertambah, menurut Jimmy, juga akan sejalan dengan kenaikan kunjungan di ritel.
“Dengan kebijakan ini ada peluang pengunjung datang ke department store maupun toko swalayan. Ini tentu membantu anggota Aprindo untuk survive,” lanjutnya.
Pembatasan operasional pusat perbelanjaan yang diberlakukan pemerintah selama pandemi tak bisa dipungkiri berdampak besar pada aktivitas ritel. Hal ini setidaknya tecermin dari gelombang penutupan yang marak dilakukan perusahaan untuk memperbaiki arus kas.
Baca Juga
Head of Corporate & Consumer Affairs PT Hero Supermarket Tbk. Diky Risbianto mengemukakan kondisi ritel modern saat ini amat dipengaruhi oleh kondisi pasar dan pandemi yang terus berlanjut. Faktor-faktor ini pun berpengaruh pada perilaku belanja masyarakat ke gerai-gerai fisik.
Demi menjamin pembangunan bisnis ke depan tetap kuat dan berkelanjutan serta daya saing tetap terjaga, perusahaan yang menaungi sejumlah ritel seperti Hero, Guardian, dan IKEA itu pun memutuskan untuk menutup gerai berformat hypermarket yang berlokasi di mal. Dalam hal ini, salah satu gerai yang berlokasi di Margo City, Depok, Jawa Barat akan ditutup permanen pada Maret 2021.
“Kami telah memutuskan untuk melakukan penutupan toko dengan format hypermarket di dalam mal, dalam hal ini yaitu Giant Margo City. Ini bukanlah langkah yang mudah untuk dilakukan tetapi penataan kembali ini untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang berubah dengan cepat dan untuk membangun bisnis yang lebih kuat dan berkelanjutan pada masa mendatang,” kata Diky.