Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menilai integrasi antarmoda menjadi faktor penentu efektivitas layanan LRT Jabodetabek yang direncanakan beroperasi pada pertengahan 2022.
Kepala BPTJ Polana B. Pramesti telah melakukan langkah-langkah koordinasi menjembatani penyusunan konsep integrasi moda LRT Jabodebek antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) dan PT Adhi Karya yang mendapatkan penugasan pembangunan LRT Jabodebek dengan para stakeholder lainnya.
"Konsep tentang bagaimana integrasi moda tersebut saat ini telah tersusun, meski masih terus membutuhkan langkah-langkah lanjut dan penyempurnaan agar konsep tersebut dapat terealisasikan. Tantangan yang dihadapi untuk mewujudkan integrasi antarmoda layanan LRT Jabodetabek umumnya merupakan masalah klasik dalam pengelolaan transportasi di wilayah aglomerasi," kata Polana dalam siaran pers, Jumat (5/2/2021).
Dia menambahkan banyaknya pemangku kepentingan yang memiliki kewenangan dalam pengelolaan transportasi, memunculkan sekat-sekat baik didalam kebijakan maupun realitas layanan transportasi di lapangan. Adapun, langkah-langkah koordinasi untuk mensinergikan pengelolaan moda perlu dilakukan untuk mewujudkan integrasi antarmoda tersebut.
Polana berharap LRT Jabodebek akan menjadi salah satu moda yang dapat diandalkan untuk mengurangi kemacetan di Jabodebek. Kehadirannya sebagai angkutan umum massal berbasis rel kelak diharapkan dapat meningkatkan perpindahan pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum massal.
Namun demikian agar harapan tersebut tercapai banyak hal yang harus dipersiapkan dari awal termasuk diantaranya menyangkut integrasi LRT Jabodebek ini dengan moda lainnya.
Baca Juga
“Masyarakat tentu akan mengandalkan LRT Jabodebek jika angkutan massal ini dapat memberikan kemudahan untuk mobilitas mereka. Mereka akan diuntungkan jika misalnya waktu tempuh lebih cepat dibanding kendaraan pribadi serta terdapat kemudahan akses menuju stasiun terdekat ataupun kemudahan akses berganti moda dari stasiun pemberhentian menuju titik terakhir tujuan mereka,” ujarnya.
Secara keseluruhan, Polana menjelaskan lintasan layanan LRT Jabodebek total memiliki panjang 44,43 km yang terbagi dalam tiga lintas pelayanan.
Cawang-Cibubur sebagai lintas pelayanan I memiliki panjang lintasan 14,89 km dengan 4 stasiun di dalamnya. Lintas pelayanan II adalah Cawang – Dukuh Atas sejauh 11.05 km dengan 8 stasiun.
Lintas pelayanan terakhir (III) adalah Cawang – Bekasi Timur sejauh 18,49 km dengan 6 stasiun termasuk di dalamnya stasiun integrasi antara LRT Jabodebek dengan Kereta Cepat Jakarta Bandung.