Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik akan mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV/2020 dan keseluruhan tahun 2020 pada Jumat, 5 Februari 2021.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 akan terkontraksi sekitar -2 persen, yang didominasi oleh penurunan konsumsi rumah tangga dan investasi.
Bahkan, dia mengatakan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 pun akan menjadi yang erendah sejak 1999, pasca krisis moneter 1998, yang saat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sekitar -13,1 persen.
“Secara keseluruhan, PDB [Produk Domestik Bruto] pada 2020 diperkirakan berada di kisaran -2 persen secara tahunan. Pertumbuhan ekonomi full year 2020 diperkirakan merupakan yang terendah sejak tahun 1999,” katanya kepada Bisnis, Kamis (4/2/2021).
Dia menjelaskan pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi pertama kalinya sejak krisis 1998 disebabkan oleh penurunan aktivitas ekonomi akibat pandemi Covid-19, produktivitas dari sisi produksi terutama sektor manufaktur, perdagangan, dan konstruksi mengalami penurunan.
Namun demikian, tekanan terhadap ekonomi ini tidak hanya dihadapi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi pada 2020 yang melemah cukup signifikan juga dialami oleh sebagian besar negara di dunia yang juga menghadapi pandemi Covid-19.
Baca Juga
Menurut Josua, kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara full year pun cenderung tidak lebih buruk dibandingkan dengan negara-negara lain, mengingat tingkat Keketatan Respons Pemerintah (stringency) dalam penangangan isu kesehatan Covid-19 yang juga relatif lebih longgar.
Dia mengatakan, untuk mendorong pemulihan ekonomi yang lebih cepat, pemerintah perlu fokus dalam penangangan isu kesehatan melalui optimalisasi program vaksinasi yang diupayakan pemerintah untuk mendorong terjadinya herd immunity.