Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melantik Dewan Pengawas Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Fund (SWF) yang bernama Indonesia Investment Authority (INA). Setelah itu dewan pengawas akan mencari dewan direksi.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan bahwa pimpinan atau CEO SWF sangat berpengaruh pada ke mana arah kemudi lembaga tersebut akan dijalankan.
“Karena kita lihat direksi itu mencerminkan kemampuan personel dalam menjalankan SWF seperti yang diamanatkan pemerintah melalui Undag-Undang Cipta Kerja,” katanya melalui diskusi virtual, Rabu (3/2/2021).
Tauhid menjelaskan bahwa belajar dari banyak negara, banyak hal yang menarik untuk dicermati dari INA. Apa kebijakan, kekuatan, dan kelemahan yang akan ditanggung.
“Indonesia itu dari iklim berbeda. Ikilm investasi, iklim usaha, iklim birokrasi dan dan sebagainya berbeda,” jelasnya.
Ekonom Senior Indef Aviliani mengatakan bahwa pemerintah harus bisa memastikan proyek-proyek yang dikelola SWF memberi dampak berganda.
Berdasarkan pengamatannya, banyak proyek pemerintah baik itu dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau kementerian dan lembaga yang minim dampak.
“Sehingga LPI ini akan menjadi beban negara. Bukan hanya surat utang negara yang jadi beban APBN [anggaran pendapatan dan belanja negara], tapi LPI juga berpotensi jadi beban negara,” jelasnya.