Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi telah menyiapkan langkah untuk menghadapi kondisi penurunan produksi alamiah di wilayah kerja Cepu.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa posisi wilayah kerja (WK) Cepu memiliki peranan dan kontribusi yang besar terhadap capaian migas nasional. WK Cepu memegang porsi yang paling besar sejak 2017 dan diperkirakan hingga tahun ini dengan kontribusi mencapai 30 persen dari produksi nasional.
Namun, WK Cepu akan memasuki masa puncak produksinya pada tahun ini dan akan mulai mengalami penurunan produksi mulai tahun depan. Adapun, masa kontrak bagi hasil WK Cepu terhitung sejak 2005 hingga 2035.
“Target 2021 WK Cepu menghasilkan 219.860 barel minyak per hari dan 55,16 MMscfd,” katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (3/2/2021).
SKK Migas, kata Dwi, telah menyiapkan strategi untuk menahan tingkat penurunan pada WK Cepu dengan manajemen reservoir yang baik dengan standar dunia, dan memonetisasi produksi gas yang mulai meningkat.
Dia menambahkan bahwa optimiasi pengembangan lapangan dan pengeboran sisipan, serta pengembangan formasi clastic akan menjadi salah satu cara meningkatkan jumlah cadangan di WK Cepu.
Baca Juga
“Selain itu dengan pengembangan lapangan di sekitarnya yaitu Cendana, Alas Tua,” tuturnya.
Pemegang participating interest WK Cepu terbagi oleh Pertamina EP Cepu sebesar 45 persen, Exxonmobil Cepu Ltd. 20,5 persen, Ampolex (Cepu) Pte. Ltd. 24 persen, PT Sarana Patra Hulu Cepu 1 persen, PT Asri Dharma Sejahtera 4,48 persen, PT Blora Patragas Hulu 2,18 persen, dan PT PetrogasJatim Utama Cendana 2,24 persen.