Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mendag Patok Kinerja Ekspor Nonmigas Tumbuh 6,3 Persen Tahun Ini

Mendag Muhammad Lutfi optimistis kinerja ekspor nonmigas bisa tumbuh hingga 6,3 persen.
Foto aerial pelabuhan peti kemas Koja di Jakarta. (25/12/2019). Bisnis/Himawan L Nugraha
Foto aerial pelabuhan peti kemas Koja di Jakarta. (25/12/2019). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja industri berorientasi ekspor RI diprediksi mengalami performa yang baik tahun ini. Tidak hanya melanjutkan tren positif ekspor sejumlah produk nonmigas, potensi produk yang mengalami boncos tahun lalu pun disebut bakal digali hingga ke titik maksimal.

Sekadar catatan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) dalam laporannya berjudul Indonesian Trade Outlook 2021 sejumlah produk seperti Besi Baja (+46,84 persen yoy), perhiasan (+24,21 persen yoy), CPO (+17,5 persen yoy), mebel (+11,64 persen yoy), dan alas kaki (+8,975 yoy) tercatat mengalami pertumbuhan tertinggi secara tahunan.

Namun, sejumlah produk lain mengalami pelemahan terbesar, antara lain benang dan serat fiber (-30,48 persen yoy), batubara (-22,61 persen yoy), kendaraan bermotor beserta suku cadangnya (-19,36 persen yoy), produk TPT (-18,74 persen yoy), dan produk kimia organik (-13,25 persen yoy).

"Saya yakin ekspor nonmigas RI tahun ini bisa tumbuh hingga 6,3 persen,” kata Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi kepada Bisnis.com, Selasa (2/2/2021).

Dia mengemukakan sejumlah hal yang menjadi faktor dari moncer dan boncosnya kinerja sejumlah industri berorientasi ekspor Indonesia.

Penyebab pertamanya, permintaan naik. Contoh, pengiriman mebel ke Amerika Serikat naik karena terdorong oleh fenomena work from home sehingga orang-orang lebih sering berada di rumah. Kalau untuk alas kaki, kenaikan dipengaruhi oleh adanya fasilitas tarif preferensi umum (GSP).

Untuk industri besi baja, lanjut Lutfi, kinerja positif disebabkan oleh harga yang kompetitif seiring dengan melimpahnya ketersediaan nikel dalam negeri.

Sementara untuk industri berorientasi ekspor yang mengalami kinerja negatif tahun lalu, lanjutnya, lebih disebabkan oleh terbatasnya ruang gerak masyarakat sehingga mendorong terjadinya penurunan produksi.

Kendati demikian, pemerintah melihat sejumlah potensi dari produk-produk ekspor yang mengalami koreksi tahun ini. Pasalnya, kata Lutfi, dari 10 mitra dagang RI, hanya tiga yang diperkirakan bakal berkutat dengan Covid-19 dalam waktu lebih lama, antara lain Filipina, India, dan Thailand.

Adapun, beberapa negara dari tujuh mitra dagang lainnya diyakini sudah normal dalam waktu 4–5 bulan mendatang.

“China mestinya bisa membereskan masalah Covid-19 meskipun masih ada lockdown-lockdown kecil di sana. Sementara Jepang, meskipun terseok-seok, saya yakin tahun ini pemulihan akan berlangsung mengingat akan diselenggarakannya Olimpiade 2021,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper