Bisnis.com, JAKARTA — Pembangunan ekosistem industri baterai kendaraan listrik secara terintegarsi dari hulu hingga hilir ditargetkan akan rampung seluruhnya pada 2027.
"Rencana roadmap pengembangan baterai EV dan energy storage system adalah hingga 2027," ujar Ketua Tim Percepatan Proyek Baterai Kendaraan Listrik (electric vehicle/EV battery) Agus Tjahajana Wirakusumah dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Senin (1/2/2021).
Dia mengatakan bahwa tahun ini tim percepatan menargetkan dimulainya pembangunan infrastruktur pengisian kendaraan listrik, yakni stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU).
Saat ini, sudah ada 32 titik SPKLU pada 22 lokasi dan proyek percontohan 33 unit SPBKLU yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kemudian pada 2022 perusahaan manufaktur kendaraan listrik diharapkan mulai berproduksi di Indonesia.
Untuk smelter HPAL yang dikembangkan oleh PT Aneka Tambang (Antam) Tbk., serta pabrik prekursor dan katoda oleh PT Pertamina (Persero) dan MIND ID ditargetkan mulai beroperasi pada 2024, sedangkan pabrik cell to pack oleh Pertamina dan PT PLN (Persero) ditargetkan mulai beroperasi pada 2025.
Baca Juga
Selanjutnya, ibu kota baru ditargetkan akan mengadopsi kendaraan listrik 100 persen pada 2026.
Sejak tahun lalu, Tim Percepatan Proyek Baterai Kendaraan Listrik telah memulai seleksi calon mitra global untuk mengembangkan baterai EV dan ESS bersama konsorsium BUMN yang akan dibentuk, yakni Indonesia Battery Holding (IBH).
Agus menuturkan bahwa negosiasi dengan calon mitra global untuk pembentukan usaha patungan dengan IBH masih berjalan.
"Sekarang proses belum selesai. Diharapkan tahun ini kami bisa selesaikan joint venture agreement sampai keputusan investasi," kata Agus.