Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Cara Pemerintah Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) nasional pada 2030 sebesar 834 juta ton CO2e (ekuivalen karbon dioksida), sebesar 314 juta ton ditargetkan dari sektor energi.
Gas rumah kaca./Ilustrasi
Gas rumah kaca./Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah terus mendorong pengembangan energi baru dan terbarukan untuk mengejar target penurunan emisi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan bahwa dari target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) nasional pada 2030 sebesar 834 juta ton CO2e (ekuivalen karbon dioksida), sebesar 314 juta ton ditargetkan dari sektor energi.

"Yang paling signifikan turunkan emisi adalah mendorong pelaksanaan strategi pengembangan EBT," ujar Arifin dalam webinar Sustainable Energy: Grean and Clean, Kamis (28/1/2021).

Sejumlah pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) tengah didorong sebagai salah satu aksi mitigasi GRK, antara lain melalui program co-firing biomassa pada PLTU yang ditargetkan dapat menurunkan emisi sebesar 1,7 juta ton CO2e per tahun dan pengembangan pembangkit tenaga sampah.

Kemudian, melalui program konversi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dengan pembangkit EBT atau pembangkit gas. Pada tahap pertama, ada 927 unit PLTD di 200 lokasi dengan kapasitas 225 megawatt (MW) yang akan dikonversi.  Program konversi ini ditargetkan dapat menurunkan emisi sebesar 0,74 juta ton CO2e.

Upaya pengembangan EBT lainnya adalah melalui pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) skala besar dan PLTS atap.

Pada 2021—2030, kata Arifin, terdapat rencana pengembangan PLTS skala besar sebesar 5,3 GW dan rencana pengembangan PLTS atap sebesar 2 GW.  Target penurunan emisi dari kedua program tersebut masing-masing sebesar 7,96 juta ton CO2 dan 3,2 juta ton CO2.

Program pengurangan emisi GRK lain yang sedang gencar dilakukan, yaitu kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.

"Saat ini kami sedang menyusun grand strategy energi nasional. Dalam draf grand strategy tersebut, salah satu upaya menghentikan impor BBM dilakukan dengan mendorong program kendaraan listrik sebanyak 2 juta unit mobil dan 13 juta unit motor tahun 2030. Upaya tersebut diharapkan dapat menggantikan konsumsi BBM sekitar 77.000 barel per hari sehingga menurunkan emisi GRK sebesar 7,23 juta ton CO2e," kata Arifin.

Adapun, realisasi hingga 2020, penurunan emisi CO2 sektor energi mencapai 64,4 juta ton atau 111 persen dari target sebesar 58 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper