Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dubes RI untuk Singapura Beberkan Tantangan Ritel pada 2021

Para pemilik mal atau properti di Singapura tercatat memberi diskon sewa di kisaran 25 sampai 50 persen bagi para tenant sepanjang 2020.
Mal di Orchard Road Singapura./Bloomberg/Wei Leng Tay
Mal di Orchard Road Singapura./Bloomberg/Wei Leng Tay

Bisnis.com, JAKARTA – Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryopratomo menyebutkan biaya sewa gerai di pusat perbelanjaan yang berpotensi kembali normal pada 2021 akan menjadi tantangan tersendiri bagi peritel yang beroperasi di Singapura.

“Tantangan terberat untuk peritel, termasuk food and beverages adalah sewa tempat. Pada 2020 biaya sewa ada diskon dan bantuan dari pemilik properti agar tenant tetap bertahan. Pada 2021 sudah mulai dibicarakan sewanya akan kembali ke situasi normal,” kata Suryopratomo dalam diskusi daring, Rabu (27/1/2021).

Para pemilik mal atau properti tercatat memberi diskon sewa di kisaran 25 sampai 50 persen bagi para tenant sepanjang 2020.

Dukungan ini juga diiringi dengan serangkaian stimulus usaha yang diguyur oleh pemerintah Singapura agar bisnis dapat beroperasi. Karena itu, Suryopratomo mengatakan dukungan pemerintah dan kesiapan peritel akan memainkan peran penting dalam menghadapi 2021. 

Dia menyebutkan kontribusi sektor ritel terhadap total produk domestik bruto (PDB) Singapura hanya di kisaran 1,5 persen. Meski secara persentase kecil, nilainya mencapai 4,5 miliar dolar Singapura dengan serapan tenaga kerja sebesar 3 persen dari keseluruhan pekerja.

“Yang menarik di Singapura pemerintah hadir untuk bisa menjaga perekonomian tetap berjalan, masyarakat dibuat tidak lebih panik, dan kemudian tidak banyak yang mengalami pemutusan hubungan kerja,” katanya.

Data statistik Singapura menunjukkan total penjualan ritel turun 1,9 persen per November dibandingkan dengan tahun lalu dengan nilai mencapai 3,6 miliar dolar Singapura. Sementara total penjualan ritel untuk makanan dan minuman mencapai 705 juta dolar Singapura atau turun 22,5 persen secara tahunan.

Selain tantangan di atas, Suryopratomo pun menyebutkan bahwa penetrasi pasar ke Singapura tidaklah mudah karena banyak standar yang harus dipenuhi.

Di sisi lain, peritel pun diharapkan dapat meningkatkan riset dan pengembangan untuk menghadapi kondisi ke depan, salah satunya melalui omnichannel.

“Singapura tentu sangat potensial untuk batu loncatan, bukan hanya sebagai pasar karena populasinya hanya 5,7 juta. Namun saya lihat kalau bisa masuk Singapura, maka kita bisa masuk pasar yang lain,” kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper