Bisnis.com, JAKARTA - Realisasi investasi sepanjang 2020 berhasil mencapai target. Dari perubahan target menjadi Rp817,2 triliun, BKPM mendapat Rp826,2 triliun atau 101,1 persen dari target tersebut.
Porsi investasi di luar pulau Jawa sepanjang tahun ini lebih besar dengan persentase 50,5 persen (417,4 triliun) berbanding 49,5 persen (Rp408,8 triliun).
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa untuk luar Jawa, terdiri atas Sumatera Rp200,7 triliun (24,3 persen), Sulawesi Rp71,8 triliun (8,7 persen), Kalimantan Rp68,8 triliun (8,3 persen), Maluku dan Papua Rp51,3 triliun (Rp6,2 persen), serta Bali dan Nusa Tenggara Rp24,8 triliun (3 persen).
“Untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) total investasi di Jawa sebesar Rp214,45 miliar. Lalu Sumatera Rp111,62 miliar, Kalimantan Rp45,42 miliar, Sulawesi Rp21,21 miliar, Bali dan Nusa Tenggara Rp12,04 miliar, serta Maluku dan Papua Rp5,78 miliar,” katanya melalui konferensi virtual, Senin (25/1/2021).
Bahlil menjelaskan bahwa penanaman modal asing (PMA) pada 2020 juga paling besar di Jawa dengan total US$13,50 miliar. Lalu Sumatera US$6,19 miliar, Sulawesi US$3,51 miliar, Maluku dan Papus US$3,16 miliar, Kalimantan US$1,62 miliar, serta Bali dan Nusa Tenggara US$676,6 juta.
Tren realisasi investasi sepanjang 5 tahun di luar Jawa, tambah Bahlil, semakin naik. Pada 2016 hingga 2020 persentasenya untuk luar Jawa saja secara berturut-turut 46,4 persen, 43,7 persen, 43,8 persen, 46,3 persen, dan 50,5 persen.
Baca Juga
Capaian ini diakuinya karena dampak signifikan kebijakan Presiden Joko Widodo yang fokus pada pembangunan tidak hanya pada Jawa. Alasannya, syarat mutlak dalam investasi adalah infrastruktur yang memadai.
“Dan sekarang terasa sudah investasi di luar Jawa yang mampu meningkatkan kualitas ekonomi baru dan pemerataan ekonomi baru. PMA investasi juga berimbang. Investor asing mulai nyaman dengan daerah yang belum dijamah maksimal,” jelasnya.