Bisnis.com, JAKARTA — Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bakal merekomendasikan empat wilayah kerja minyak dan gas bumi untuk ditindaklanjuti.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono mengatakan bahwa keempat wilayah kerja migas itu akan dilaporkan ke Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM untuk ditindaklanjuti. Kendati demikian, detail terkait dengan potensi sumber daya dari keempat wilayah kerja itu masih dalam kajian lebih lanjut.
"Kami akan melaporkan ke Dirjen Migas untuk dapat ditindaklanjuti untuk ditawarkan. Perlu adanya kajian lebih lanjut," katanya dalam paparanyanya, Rabu (20/1/2021).
Budi memaparkan bahwa sepanjang 2020 Badan Geologi Kementerian ESDM telah melakukan survei di lima lokasi yaitu pada rekomendasi wilayah kerja (RWK) migas nonkonvensional Sumatra Tengah (Riau), RWK Migas Banjarnegara (Jawa Tengah), RWK Migas West Madura (Bawean II), RWK Migas Muna-Buton (Sulawesi Tenggara), dan Survei geologi migas cekungan pembuang (Kalimantan Selatan).
Dia menambahkan, sejak 2015—2019, pihaknya telah memberi rekomendasi WK migas sebanyak 38 yang terdiri atas WK konvensional dan WK nonkonvensional. Namun, pada 2019 rekomendasi WK Migas hanya berjumlah 2 lokasi.
Kendati demikian, Budi mengatakan bahwa dari 38 WK yang direkomendasikan, telah ada yang sudah ditindaklanjuti dan sudah laku dilelang oleh kontraktor atas tindak lanjut dari Dirjen Migas.
Baca Juga
"[2020] survei di 5 lokasi, memang agak kurang dibanding tahun lalu, tapi kami tetap komitmen untuk melakukan survei dan penelitian di bidang sumber daya migas," ungkapnya.
Sebelumnya Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan bahwa pada 2021 akan ada 10 WK migas yang akan ditawarkan kepada investor untuk dilelang.
Ke-10 WK yang akan dilelang tahun ini telah melewati kajian dari badan geologi, para ahli, dan juga kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
"Diperkirakan ada 10 WK yang ditawarkan pada 2021. Dan ini harapannya ke depan ada di Sumatra Selatan, Kalimantan, ada juga Jawa, dan Papua."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
