Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah kekhawatiran tidak tercukupinya ketersediaan vaksin Covid-19 secara global, pemerintah memantapkan fokus terhadap pengembangan vaksin Merah Putih yang ditargetkan bisa disuntikkan pada 2022.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan progres pengembangan vaksin Merah Putih memang masih sangat awal, tetapi rencana penyuntikan menggunakan vaksin tersebut dinilai sangat penting karena berdampak kepada arus kas negara.
“Perkembangan vaksin Merah Putih terus dipantau. Soalnya, hampir Rp70 triliun uang negara dibelanjakan untuk membeli vaksin. Sayang, kalau uang segitu mengalir terus ke luar negeri,” ujar Erick dalam Rapat Kerja di Komisi VI DPR RI pada Rabu (20/1/2021).
Akhir tahun lalu, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang P. S. Brodjonegoro memastikan percepatan uji klinis vaksin Merah Putih dengan target bisa mulai diproduksi secara massal pada akhir 2021.
Kemenristek telah berkomunikasi dengan PT Bio Farma (Persero) dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), serta mengeluarkan surat keputusan menteri untuk melibatkan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman sebelumnya mengatakan proses laboratorium vaksin Merah Putih diperkirakan baru rampung pada Maret 2021, kemudian diteruskan ke PT Bio Farma untuk diproses lagi ke dalam tahap uji klinis.
Eijkman sebagai penyedia bibit vaksin memastikan protein yang dihasilkan mampu membangkitkan sistem imun yang aman serta halal.