Bisnis.com, JAKARTA - Rencana bantuan stimulus Covid-19 Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden senilai US$1,9 triliun disambut baik pelaku usaha Indonesia.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta Kamdani mengatakan hal itu akan menjadi salah satu yang membentuk dinamika hubungan dagang Indonesia dan AS. Stimulus diharapkan memacu daya beli masyarakat AS sehingga memunculkan peluang ekspor bagi Indonesia.
"Kalau kita lihat stimulus Covid, kebijakan minimum wage, investasi, semua diharapkan mengekspansi daya beli, sehingga permintaan pasar AS terhadap impor juga meningkat, termasuk Indonesia," katanya dalam webinar bertajuk Prospek Hubungan Ekonomi dan Perdagangan Indonesia-AS di Era Biden, Selasa (19/1/2021).
Berdasarkan catatan Kementerian Perdagangan, ekspor tertinggi nonmigas Indonesia ke AS antara lain makanan laut, karet, sepatu kulit, baju, alas kaki tekstil, furnitur, makanan laut olahan, dan minyak kelapa sawit.
Sepanjang Januari-November 2020 perdagangan dengan AS mencapai US$24,5 miliar dengan surplus bagi Indonesia sebesar US$9 miliar.
Shinta melanjutkan, Kadin Indonesia dengan asosiasi pengusaha AS telah berembuk dan melakukan pencocokan bisnis. Namun demikian, terkait peluang investasi dan relokasi pabrik, Indonesia masih saja terganjal di daya saing.
Baca Juga
Kendala pada rantai pasok, misalnya, sekitar 70 persen dari bahan baku industri manufaktur Indonesia masih bersumber dari impor.
"Lemahnya [penegakan] hak kekayaan intelektual, keterbatasan jumlah skilled worker, ini sejumlah isu yang kita sedang coba perbaiki," lanjutnya.