Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan pernyataan dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO terkait dengan perebutan jatah vaksin Covid-19 di dunia.
Sri Mulyani menuturkan Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan vaksinasi Covid-19 bisa memicu krisis moral dunia.
Pasalnya, seluruh dunia membutuhkan vaksin Covid-19, tetapi produksinya masih terbatas. Alhasil, WHO menilai kondisi ini dapat menimbulkan masalah baru, yakni negara miskin bakal kesulitan mendapatkan vaksin karena negara kaya dapat dengan mudah membelinya.
“Mereka sampai menggunakan kata-kata yang cukup tajam. ‘Vaksin bisa jadi krisis moral dunia.’ karena negara kaya bisa melakukan vaksinasi kepada siapa saja dari lanjut sampai anak-anak. Padahal seharusnya vaksin global ada prioritas,” jelasnya.
Akibat kondisi ini, Sri Mulyani mengungkapkan estimasi pengadaan vaksin menjadi dinamis. Tahun ini, pemerintah menganggarkan dana vaksinasi sebesar Rp74 triliun. Dana ini tidak hanya untuk pengadaan saja, tetapi juga untuk mencakup implementasinya.
"Mengenai jumlah dan jenis vaksin dilakukan terus menerus estimasi. Jumlah vaksin akan bergantung tujuan herd immunity, sebuah imunitas minimal untuk mencegah berlangsungnya terus Covid-19." tegas Sri Mulyani.
Baca Juga
Pemerintah sendiri akan mendatangkan berbagai jenis vaksin dari beberapa produsen a.l. Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, hingga GAVI COVAX. Adapun, vaksin yang tersedia saat ini masih berasal dari Sinovac.