Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kolaborasi Investasi Digenjot, Menkop Ingin UMKM Jangan Jual Beras dan Kerupuk Saja

Pemerintah bernita mengenjot pengembangan UMKM untuk mendukung pemerataan ekonomi. Oleh karena itu, kolaborasi investasi antara UMKM dan pegusaha atau investor besar didorong.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki melakukan sesi wawancara khusus dengan kantor berita Antara di Wisma Antara, Jakarta, Jumat (6/3/2020). Wawancara khusus itu membahas strategi Kementerian Koperasi dan UKM dalam meningkatkan daya saing pada era industri 4.0. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki melakukan sesi wawancara khusus dengan kantor berita Antara di Wisma Antara, Jakarta, Jumat (6/3/2020). Wawancara khusus itu membahas strategi Kementerian Koperasi dan UKM dalam meningkatkan daya saing pada era industri 4.0. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah berupaya agar ada pemerataan ekonomi yaitu dengan menaikkan status pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Niat ini ditandai dengan penandatanganan kolaborasi antara pengusaha besar dalam serta luar negeri dengan daerah juga UMKM.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa kegiatan ini adalah tindak lanjut nota kesepahaman dengan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

“Pak Teten bilang UMKM kita jangan jual beras terus dan kerupuk. Investasi Rp1,5 triliun ini adalah UMKM yang melakukan supply chain. Jadi ini modernisasi,” katanya saat sambutan, Senin (18/1/2021).

Bahlil menjelaskan bahwa kolaborasi juga merupakan upaya berbenah dari pemerintah. Amanat tersebut juga sebagai bentuk negara tidak bisa diatur oleh pengusaha.

“Pengusaha yang melakukan usaha di daerah akan melakukan komunikasi dengan baik untuk melibatkan teman-teman di daerah,” jelasnya.

Kolaborasi investasi harus melibatkan pengusaha lokal. Hal ini merupakan implementasi tujuan dari investasi yang berkualiltas dan inklusif.

“Ini meliputi antara keseimbangan antara pulau Jawa dan luar pulau Jawa baik itu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan keseluruhan Indonesia. Di samping itu juga dari ukuran PMA [penanaman modal asing] dan PMDN [penanaman modal dalam negeri],” jelasnya.

Bahlil menuturkan bahwa jauh dari itu semua, investasi yang masuk ke Indonesia harus memberi dampak bagi ekonomi di daerah. Untuk itu, tidak ada cara lain selain kolaborasi antara pengusaha besar baik dalam dan luar negeri dengan daerah.

Pertumbuhan ekonomi yang baik harus dibarengi dengan pemerataan ekonomi. Berdasarkan pertemuan timnya dengan kepala daerah, mereka selalu ingin agar dana desa bisa juga ikut mengambil bagian.

Saat ini, dana tersebut berfungsi tapi belum maksimal. Oleh karena itu, kolaborasi yang dilakukan adalah jawaban agar investasi yang masuk juga bisa meningkatkan ekonomi daerah dan nasional.

“Hari ini jumlah pengusaha besar berjumlah 56 yang tanda tangan baik asing dan dalam negeri dengan 196 UMKM,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper