Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Politeknik AUP Gandeng Jepang Riset Navigasi Penangkapan Ikan

Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP) menggandeng Japan Agency of Maritime Education and Training for Seafarers (JMETS) untuk peningkatan kapasitas studi radar dan perlengkapan keselamatan kapal penangkap ikan.
Dalam kerja sama itu, Politeknik AUP menyediakan data yang berkaitan dengan topik kerja sama, yang akan dianalisis bersama untuk menjadi rekomendasi ilmiah sebagai bahan kajian peningkatan keselamatan bagi kapal penangkap ikan. /KKP
Dalam kerja sama itu, Politeknik AUP menyediakan data yang berkaitan dengan topik kerja sama, yang akan dianalisis bersama untuk menjadi rekomendasi ilmiah sebagai bahan kajian peningkatan keselamatan bagi kapal penangkap ikan. /KKP

Bisnis.com, JAKARTA - Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP)–Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) menggandeng Japan Agency of Maritime Education and Training for Seafarers (JMETS) untuk peningkatan kapasitas studi radar dan perlengkapan keselamatan kapal penangkap ikan.

Kerja sama kedua institusi tersebut ditandai dengan penandatanganan naskah kesepakatan kerja sama oleh Direktur Politeknik AUP Ilham dan President JMETS Nozaki Tetsuichi, secara daring desk to desk dari Jakarta dan Kanagawa, Jumat (15/1/2021).

Ruang lingkup kerja sama bertajuk Capacity Building on Radar and Safety Equipment Studies on Fishing Vessel in Indonesia ini mencakup penelitian navigasi oleh Program Studi Teknologi Penangkapan Ikan (TPI) Politeknik AUP yang akan disubmit pada jurnal J-Stage (scopus index Q-2).

Direktur Politeknik AUP Ilham menyampaikan Politeknik KP AUP merupakan representasi Indonesia karena memiliki taruna/taruni serta tenaga pengajar dari berbagai wilayah di Indonesia, sehingga kolaborasi ini bukan hanya terjalin antara Politeknik AUP dan JMETS, tetapi secara lebih luas, antara Indonesia dan Jepang.

“Melalui kerja sama ini, kami berharap dapat meningkatkan kompetensi SDM KP, untuk mendukung pembangunan kelautan dan perikanan Indonesia. Kolaborasi ini juga diharap tidak hanya terkait dengan riset dan pemahaman pelaut kapal penangkap ikan, namun juga hal strategis lainnya,” ucap Ilham dalam keterangan pers, Sabtu (16/1/2021).

Hal senada disampaikan pihak JMETS, yang berharap agar kerja sama ini bisa berjalan secara kontinyu dan dapat digali peluang kerja sama yang lebih luas antara Politeknik AUP dan JMETS untuk potensi kolaborasi kegiatan lainnya. “Ini adalah kerja sama yang penting dan strategis antara Jepang dan Indonesia. Tentu kami berharap, agar apa yang menjadi tujuan bersama dapat segera tercapai,” tutur perwakilan JMETS Oda Yoichi.

Perencanaan dan pengusulan kerja sama antara Politeknik AUP dan JMETS dirintis sejak Juli 2020. Saat ini kerja sama yang disepakati sampai dengan 31 maret 2022, berfokus pada pengembangan keselamatan bernavigasi pada kapal penangkap ikan di Indonesia melalui pemahaman tentang Radar dan alat navigasi lain tujuan keselamatan pelayaran.

Dalam kerja sama itu, Politeknik AUP menyediakan data yang berkaitan dengan topik kerja sama, yang akan dianalisis bersama untuk menjadi rekomendasi ilmiah sebagai bahan kajian peningkatan keselamatan bagi kapal penangkap ikan.

JMETS merupakan lembaga pendidikan dan pelatihan bidang kemaritiman independen yang menyelenggarakan pendidikan menengah atas dan pendidikan tinggi di bawah pembinaan Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism Jepang.

Sebagaimana diketahui, Indonesia telah meratifikasi (Standards of Training, Certification and Watchkeeping for Fishing Vessel Personnel) STCWF 1995 melalui Perpres No.18 Tahun 2019 tentang Pengesahan International Convention on Standards of Training Certification and Watchkeeping for Fishing Vessel Personnel, 1995 (Konvensi Internasional tentang Standar Pelatihan, Sertifikasi, dan Dinas Jaga Bagi Awak Kapal Penangkap Ikan, 1995).

Tentunya peningkatan standar SDM, kurikulum, sarana dan prasarana bagi lembaga diklat pelaut kapal perikanan menjadi mandatori, di mana Politeknik AUP menjadi salah satu bagian di dalamnya.

Nantinya, data dan informasi yang menjadi hasil dari kerja sama ini, akan menjadi menjadi publikasi ilmiah yang dapat dijadikan sebagai literatur atau bahan edukasi dan pelatihan untuk peningkatan keselamatan bernavigasi untuk operasi penangkapan ikan dan pelayaran bagi masyarakat yang menjadi awak kapal penangkap ikan pada kapal nonkonvensi (ukuran kurang dari 24 meter/300GT), tidak hanya di Indonesia tetapi juga internasional, melalui International Maritime Organization (IMO).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper