Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom memperkirakan neraca perdagangan Indonesia akan melanjutkan tren surplus pada tahun ini.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan surplus perdagangan kemungkinan akan bertahan setidaknya hingga semester pertama 2021.
Menurutnya, kinerja ekspor akan terus mengalami peningkatan, didukung pulihnya permintaan dari negara mitra dagang utama, termasuk juga harga komoditas yang akan meningkat lebih tinggi.
Hal ini juga sejalan dengan asumsi kinerja impor yang akan meningkat karena pembatasan aktivitas masyarakat lebih longgar sehingga dapat meningkatkan permintaan pada semester II/2021.
“Impor akan mulai mengejar ketertinggalannya seiring dengan percepatan pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh penguatan konsumsi domestik dan peningkatan signifikan kegiatan penanaman modal tetap,” katanya dalam siaran pers, Jumat (15/1/2021).
Dia menilai, aktivitas investasi yang diperkirakan akan lebih tinggi dapat mendorong pertumbuhan impor bahan baku dan barang modal. Di samping itu, proses vaksinasi Covid-19 juga akan berkontribusi pada peningkatan impor yang lebih tinggi pada 2021.
Faisal memprediksi defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) pada 2020 akan sebesar -0,51 persen dari PDB, menyusut dari -2,72 persen pada 2019.
Seiring dengan pemulihan ekonomi yang didorong oleh program vaksinasi Covid-19, CAD pada 2021 diperkirakan akan melebar menjadi -1,88 persen.
“Meski melebar, CAD 2021 tetap lebih kecil daripada tingkat rata-rata 5 tahun sebelum pandemi Covid-19,” jelasnya.
Kepala Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana berpendapat pemulihan ekonomi, khususnya permintaan domestik, berpotensi berjalan lebih lamban dikarenakan kebijakan pemerintah yang kembali membatasi kegiatan masyarakat pada awal tahun ini.
Wisnu memperkirakan, kinerja ekspor ke depan akan terus membaik, didukung oleh pemulihan permintaan global dan kenaikan harga CPO.
“Sementara impor diharapkan mengikuti arah pemulihan permintaan domestik secara bertahap,” katanya.
Oleh karenanya, Wisnu memperkirakan surplus neraca perdagangan akan terus menstabilkan rupiah hingga kuartal pertama tahun 2021.
Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia Indonesia sepanjang 2020 mengalami surplus sebesar US$21,74 miliar. Total nilai ekspor pada 2020 mencapai sebesar US$163,31 miliar. Posisi tersebut turun 2,61 persen secara tahunan.
Sementara, total nilai impor secara kumulatif pada 2020 tercatat mencapai US$141,57 miliar. Dibandingkan dengan posisi 2019, nilai impor terjadi penurunan yang cukup dalam sebesar 17,34 persen.