Bisnis.com, JAKARTA — Pencabutan tingkat keterisian penumpang pesawat terbang atau seat load factor maksimal sebesar 70 persen selama periode berlakunya SE No. 3/2021 tentang Petunjuk Pelaksana Perjalanan Orang dalam Negeri dengan Transportasi Udara dalam Masa Pandemi Covid-19 tak banyak memberi perubahan bagi PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA).
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan bahwa perseroan memutuskan tidak menaikkan tingkat keterisian penumpang karena ingin tetap menerapkan jaga jarak.
Pada tahun ini apabila pertumbuhan penumpang tetap stabil, Irfan memperkirakan bisa mendekati 50 persen jumlah penumpang pada akhir 2019.
Dia juga meyakini pertumbuhan kinerja perseroan pada tahun ini memang tidak akan berasal dari penumpang.
GIAA akan lebih banyak meraup pundi-pundi keuangan yang berasal dari angkutan kargo, bahkan khusus untuk kargo maskapai pelat merah tersebut berencana meluncurkan pesawat khusus kargo pada tahun ini.
Selain tentunya juga kembali menambah kerja sama dengan sejumlah pemerintah daerah untuk mengangkut produk ekspor.
Baca Juga
“Karena enggak penuh tentu jadi terbatas. Batas okupansi enggak dinaikkan, tapi dalam kondisi sekarang ini pilihan yang kami ambil untuk memastikan penumpang aman dan juga nyaman. Kinerja perusahaan kita cari dari yang lain ya, seperti kargo dan lainnya,” ujarnya, Kamis (14/1/2021).
Sementara untuk penumpang, maskapai pelat merah akan lebih banyak berfokus mengangkut domestic, sedangkan untuk internasional akan berasal dari umrah. Namun, lanjutnya, dengan adanya pembatasan layanan umrah dari Arab Saudi, perseroan hanya dapat mengikutinya.