Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Babak Belur, Neraca Perdagangan 2020 Diprediksi Surplus

Jumlah tersebut diperkirakan melonjak tinggi jika dibandingkan dengan neraca perdagangan pada 2019 yang mengalami defisit sebesar US$3,59 miliar.
Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom memperkirakan neraca perdagangan Indonesia pada 2020 akan mencetak surplus seiring dengan kinerja impor yang anjlok akibat pandemi Covid-19.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan neraca perdagangan 2020 akan mengalami surplus sebesar US$22,25 miliar.

Jumlah tersebut melonjak tinggi jika dibandingkan dengan neraca perdagangan pada 2019 yang mengalami defisit sebesar US$3,59 miliar.

Josua mengatakan, surplus neraca dagang yang dialami pada 2020 disebabkan oleh kinerja impor yang tertekan dalam. Dia memperkirakan impor sepanjang 2020 akan mengalami kontraksi sebesar 18,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

“Kinerja impor sepanjang 2020 diperkirakan tercatat terkontraksi 18,4 persen yoy dibandingkan kinerja ekspor yang diperkirakan berkisar kontraksi 3,4 persen yoy,” katanya kepada Bisnis, Kamis (14/1/2021).

Dia menyampaikan, kontraksi impor yang dalam tersebut pun mengindikasikan bahwa aktivitas ekonomi domestik, baik konsumsi rumah tangga maupun investasi melambat secara signifikan akibat pandemi Covid-19.

Dihubungi terpisah, Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan neraca perdagangan pada keseluruhan tahun 2020 akan mengalami surplus sebesar US$22 miliar.

Di samping karena impor yang menurun, menurutnya surplus neraca perdagangan tahun lalu terbantu oleh harga komoditas yang meningkat di tengah pelemahan ekonomi global.

“Yang tidak terduga komoditas. Harusnya kalau ekonomi global melambat, komoditas turun, tapi tidak menurun. Ada beberapa komoditas yang produksinya besar juga relatif masih bagus, termasuk mineral seperti nikel dan tembaga,” jelasnya.

Di samping itu, surplus neraca perdagangan juga dikontribusi oleh sisi permintaan dari beberapa negara yang masih cukup baik, termasuk salah satunya dari China.

Dia menambahkan, surplus neraca dagang pada 2020 juga akan menjadi katalis yang positif bagi rupiah ke depannya.

Untuk periode Desember 2020, dia memperkirakan neraca dagang akan mencetak surplus sebesar US$ 2,2 miliar, dengan kinerja ekspor yang diperkirakan tumbuh 7 persen dan impor terkontraksi -13 persen secara tahunan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper