Bisnis.com, JAKARTA – SoftBank Group Corp. kembali mengkritik Moody's Investors Service atas praktik pemeringkatan kreditnya. Hal ini kembali menyulut konflik antara salah satu debitur terbesar di Jepang dan salah satu otoritas terkemuka dalam utang korporasi.
Dilansir dari Bloomberg, perusahaan yang berbasis di Tokyo tersebut mengatakan pada hari Jumat (8/1/2021) bahwa mereka tidak meminta Moody's untuk memberikan peringkat kepada perusahaan.
“Laporan dari perusahaan minggu ini adalah berdasarkan asumsi subjektif dan hipotesis mereka tanpa dasar dukungan yang masuk akal," demikian pernyataan Softbank, seperti dikutip Bloomberg.
Sebaliknya, perusahaan menunjuk investor untuk mengacu ke perusahaan saingan S&P Global Ratings dan Badan Pemeringkat Kredit Jepang.
Ketegangan antara SoftBank dan Moody's bukan kali pertama terjadi. Pada Maret tahun lalu, perusahaan milik Masayoshi Son ini juga pernah berseteru dengan Moody’s saat tengah berjuang untuk melewati dampak dari pandemi virus corona.
Baca Juga
Moody's menurunkan perusahaan dua tingkat setelah mengumumkan rencana untuk melakukan buyback saham senilai 2 triliun yen. Lembaga pemeringkat tersebut juga memperingatkan dapat memangkas rating lebih lanjut.
SoftBank mengecam Moody’s sebagai tanggapan dan menuduh keputusan tersebut bias dan akan menciptakan kesalahpahaman yang substansial. SoftBank mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka telah tidak memberikan informasi apa pun kepada Moody's sejak menarik permintaan untuk pemeringkatan pada Maret 2020.
Hingga saat ini, Moody’s belum dapat dimintai komentar.
Harga saham SoftBank telah melonjak sejak hari-hari kelam selama pandemi dan naik sekitar 150 persen sejak ketegangan bulan Maret tersebut. Obligasi juga rebound tajam tahun lalu.
Konglomerasi teknologi Jepang ini tengah bersiap untuk menjual sekitar 100 miliar yen (US$963 juta) obligasi hybrid bulan ini, yang akan menjadi penerbitan surat utang pertama untuk entitas grup tersebut dalam lebih dari setahun terakhir.