Bisnis.com, JAKARTA - Ant Group Co., milik miliarder China Jack Ma, berencana melipatgandakan operasi keuangannya menjadi perusahaan induk yang dapat diatur lebih seperti bank.
Dilansir Bloomberg, Selasa (29/12/2020), menurut sumber yang dekat dengan masalah ini, rencana itu berpotensi melumpuhkan pertumbuhan unit-unitnya yang paling menguntungkan.
Raksasa teknologi finansial itu berencana untuk memindahkan unit apa pun yang membutuhkan izin keuangan ke dalam perusahaan induk, menunggu persetujuan regulasi. Rencana tersebut masih dalam pembahasan dan dapat berubah. Pihak Ant menolak berkomentar.
Operasi yang ingin dimasukkan Ant ke dalam perusahaan induk termasuk layanan manajemen kekayaan, pinjaman konsumen, asuransi, pembayaran dan MYbank, pemberi pinjaman online di mana Ant adalah pemegang saham terbesar. Di bawah struktur perusahaan induk keuangan, bisnis Ant kemungkinan akan mengalami lebih banyak pembatasan modal. Hal itu berpotensi membatasi kemampuannya untuk meminjamkan lebih banyak.
Meskipun demikian, rencana itu menunjukkan bahwa Ant masih dapat beroperasi pada layanan keuangan di luar bisnis pembayarannya, memadamkan kekhawatiran investor tentang bagaimana menafsirkan pesan bahwa bank sentral ketika meminta Ant untuk kembali ke bidangnya sebagai penyedia pembayaran.
"Ini berarti China masih mencoba untuk mendorong konsumsi domestik, dan mereka membutuhkan platform seperti Ant untuk membantu pinjaman konsumen," kata Wang Zhen, seorang analis UOB-Kay Hian Holdings Ltd. yang berbasis di Shanghai.
Saham SoftBank Group Corp. naik sebanyak 4,5 persen di perdagangan Tokyo pada hari ini. Perusahaan Jepang itu adalah pemegang saham terbesar di Alibaba Group Holding Ltd., penopang utama Ant.
Regulator China juga memberi tahu Ant untuk menyusun rencana untuk merombak bisnisnya. Seruan itu merupakan yang terbaru dari serangkaian langkah untuk mengendalikan kerajaan keuangan online Ma. Regulator tak lagi meminta Ant membubarkan perusahaan, tetapi bank sentral menekankan Ant perlu memahami perlunya merombak bisnis.
"Pertumbuhannya akan sangat melambat," kata Francis Chan, analis Bloomberg Intelligence di Hong Kong.
Valuasi bisnis nonpembayaran, termasuk manajemen kekayaan dan pinjaman konsumen, bisa terpangkas hingga 75 persen.
Diketahui, bulan lalu Ant telah siap untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) senilai US$300 miliar, sebelum dijegal oleh regulator China. Menurut pengajuan IPO, Ant memiliki US$11 miliar dalam bentuk tunai pada Juni lalu. Perusahaan mengatakan dalam prospektusnya pada Oktober bahwa mereka akan menggunakan anak perusahaannya, Zhejiang Finance Credit Network Technology Co. untuk mengajukan izin kepemilikan keuangan.
Berdasarkan aturan yang berlaku pada November, perusahaan nonkeuangan yang mengendalikan setidaknya dua lembaga keuangan lintas sektor diharuskan memiliki izin kepemilikan keuangan. Aturan tentang bagaimana perusahaan induk keuangan dapat diatur masih dalam pembahasan.