Bisnis.com, JAKARTA – Bandara Ngloram di Blora yang sebelumnya dimiliki PT Pertamina persero dapat beroperasi pada tahun ini untuk melayani penerbangan komersial baik regular maupun penerbangan charter atau sewa.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan bandara milik PT Pertamina tersebut telah diserahkan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang kemudian telah menyerahkannya kepada pemerintah daerah dan selanjutnya Pemda menyerahkannya kepada Kemenhub untuk dibangun menjadi bandara komersil.
Bandara Ngloram menjadi bandara komersial untuk menjadi alternatif konektivitas dan aksesibilitas bagi masyarakat di Blora, Bojonegoro dan sekitarnya, yang diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah yang dikenal menjadi pusat aktivitas industri perminyakan dan industri bisnis lainnya.
“Bandara Ngloram kita harapkan dapat beroperasi pada 2021 untuk melayani penerbangan regular dan penerbangan charter. Oleh karena itu saya perlu untuk meninjau progres pembangunan yang telah dilakukan,” jelasnya melalui keterangan resmi dikutip, Senin (4/1/2021).
Menhub mengatakan, dengan landas pacu atau runway yang telah dibangun sepanjang 1500 m, Bandara Ngloram mampu didarati pesawat jenis ATR-72. Menteri yang akrab disapa BKS tersebut juga menjelaskan pada 30 Desember 2020 telah dilakukan proving flight oleh Pesawat NAM AIR ATR-72 untuk memastikan aspek keselamatan, dan pendaratan dapat dilakukan dengan selamat dan lancar.
“Bandara Ngloram akan menjadi bandara spoke (pengumpan) yang direncanakan akan melayani penerbangan untuk tujuan Semarang, Balikpapan, Jakarta (halim), Malang, dan Banyuwangi,” imbuhnya.
Baca Juga
Bandara Ngloram menjadi bandara komersial untuk menjadi alternatif konektivitas dan aksesibilitas bagi masyarakat di Blora, Bojonegoro dan sekitarnya, yang diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah yang dikenal menjadi pusat aktivitas industri perminyakan dan industri bisnis lainnya.
Ke depannya, aksesibilitas dari dan menuju Bandara Ngloram tidak hanya dapat diakses melalui jalan tetapi juga terintegrasi dengan moda kereta api. Rencananya akan dibangun moda transportasi kereta api menuju bandara melalui Stasiun Kapuan, Cepu.
Menhub juga mengapresiasi komitmen dan dukungan dari Pemerintah Daerah, baik Pemprov Jateng dan Pemkab Blora, untuk membebaskan lahan seluas 3,2 hektar pada n 2019 dan akan membebaskan lahan seluas 3,6 hektar pada 2021. Selain itu Menhub mengapresiasi Kemen PUPR yang mendukung pembangunan dan pengembangan akses jalan dari dan ke Bandara Ngloram.
Berdasarkan data Ditjen Perhubungan Udara, pada 2020 (tahap 1) telah dilakukan sejumlah pembangunan Bandara Ngloram baik di sisi darat maupun udara, diantaranya menyelesaikan pembangunan landas pacu (runway) sepanjang 1500 m x30 m, taxiway, Apron, Terminal Penumpang seluas 2.850 meter persegi yang saat ini masih dalam proses pembangunan dengan progress kemajuan sebesar 35 persen, pemasangan pagar, dan pemasangan Airfield Lighting System (AFL).
Selanjutnya, pada 2021 (tahap 2) akan dilanjutkan sejumlah pembangunan yaitu perpanjangan runway menjadi 1600 m x 30 m, penyelesaian pembangunan terminal penumpang, pemasangan peralatan X-ray, pembangunan gedung kantor, gedung PKP-PK, pembuatan jalan akses masuk dan pelataran parkir terminal.
Sesuai Keputusan Menteri Perhubungan, Nomor Km 31 Tahun 2019 tentang Penetapan Lokasi Bandara Ngloram, pembangunan Bandara Ngloram baik di sisi udara dan sisi darat akan dikerjakan dalam 4 tahap pembangunan.