Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Djunaedi menilai tingginya volume kendaraan yang keluar dari DKI Jakarta pada masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) tidak berdampak signifikan terhadap kenaikan hunian kamar hotel di sejumlah destinasi wisata Pulau Jawa.
Menurut Didien, tingkat okupansi hotel di destinasi wisata utama Pulau Jawa, seperti DIY Yogyakarta dan Solo, hanya mengalami kenaikan yang tidak signifikan dibandingkan dengan liburan panjang pada akhir akhir Oktober 2020.
"Paling tinggi tingkat okupansi hotel di Pulau Jawa adalah 40 persen pada masa liburan Nataru. Kenaikan yang tidak signifikan terjadi di beberapa destinasi, di antaranya Yogyakarta dan Solo," ujar Didien kepada Bisnis.com, Minggu (3/1/2021).
Hal tersebut, jelas Didien, diperkirakan terjadi karena kendaraan yang ke luar dari Jakarta pada masa liburan Nataru sebagian besar membawa masyarakat yang tidak hanya sekedar pergi berlibur, tetapi juga mudik.
Dengan demikian, hotel-hotel yang terdapat di destinasi wisata Pulau Jawa tidak mengalami kenaikan okupansi yang signifikan dari arus pergerakan masyarakat tersebut.
Berdasarkan, data PT Jasa Marga (Persero) Tbk., sekitar 350.000 kendaraan meninggalkan area DKI Jakarta pada periode 23-24 Desember 2020, atau naik 35,8 persen jika dibandingkan dengan kondisi lalu lintas normal.
Baca Juga
Terbaru, Jasa Marga mencatat total 1,2 juta kendaraan meninggalkan Jakarta pada periode sembilan hari libur Natal dan Tahun Baru atau pada Rabu-Kamis (23-31/12/2020).
Didien memprediksi tingkat kunjungan wisatawan domestik di Tanah Air pada semester pertama tahun pemulihan 2021 masih rendah. Peningkatan yang tidak terlalu signifikan diperkirakan terjadi pada masa liburan Imlek 12 Februari 2021.