Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PM Singapura: Ekonomi Nasional akan Bangkit di 2021, Tapi...

Pemerintah Singapura meyakini perekonomian nasionalnya akan mengalami rebound pada 2021, kendati tidak akan terjadi secara merata di seluruh sektor.
PM Singapura Lee Hsien Loong menegaskan negeri itu akan melakukan sejumlah langkah baru menghadapi Corona/Faceboo-Lee Hsien Loong
PM Singapura Lee Hsien Loong menegaskan negeri itu akan melakukan sejumlah langkah baru menghadapi Corona/Faceboo-Lee Hsien Loong

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah mengalami tekanan ekonomi terburuk sejak merdeka, Singapura optimistis perekonomiannya akan bangkit pada 2021.

Dalam pidato kenegaraannya menyambut tahun baru 2021, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan, rebound pada perekonomian negara yang dipimpinnya bukanlah  hal yang mustahil terjadi pada 2020.

Kendati demikian, dia memperkirakan, pemulihan ekonomi di negaranya tidak akan terjadi secara merata pada 2021.

“Secara ekonomi, kami juga belum keluar dari masalah, tetapi kami mulai melihat tanda-tanda stabilisasi,” katanya, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (31/12/2020).

Dia meyakini, Singapura akan mengalami pertumbuhan jumlah lapangan kerja seiring perusahaan multinasional membuat investasi baru di negara kota tersebut.

“Kami menantikan rebound pada 2021, meskipun pemulihan tidak akan merata, dan aktivitas perekonomian kemungkinan akan tetap di bawah level sebelum Covid-19 dalam beberapa waktu,” lanjutnya.

Seperti diketahui perekonomian Singapura telah terpukul oleh pandemi global, yang telah menghantam sejumlah sektor andalan seperti pariwisata dan perdagangan.

Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura memperkirakan produk domestik bruto nasional akan berkontraksi 6 persen hingga 6,5 persen pada 2020. Sementara itu pada 2021, PDB Singapura diprediksi tumbuh 4 persen hingga 6 persen.

Para ekonom yang disurvei Bloomberg menyebutkan, data PDB kuartal keempat dan setahun penuh yang akan dirilis Senin 4 Januari 2020, kemungkinan akan menunjukkan bahwa pemulihan yang dimulai pada kuartal ketiga, bakal  berlanjut dalam tiga bulan terakhir tahun ini.

Meskipun demikian, kontraksi setahun penuh kemungkinan akan menjadi yang paling parah sejak kemerdekaan negara itu pada tahun 1965.

Para pejabat Singapura mengatakan masih ada ruang untuk memberikan lebih banyak stimulus fiskal setelah menjanjikan bantuan sekitar  100 miliar dolar Singapuran atau sekitar US$75,6 miliar.

Lee mengatakan dia melihat Singapur akan mengalami defisit anggaran setidaknya hingga awal 2021, dan mungkin lebih lama, untuk mendukung konsumen dan bisnis.

Adapun, anggaran stimulus berikutnya akan dirilis 16 Februari 2021.

Sebagai catatan, pada pekan ini, Singapura menjadi salah satu negara pertama di Asia yang memberikan vaksin Covid-19.

Negara ini telah bergerak cepat sejak mengamankan dan menyetujui vaksin Pfizer Inc. dan BioNTech SE dan akan mulai memberikan suntikan kepada petugas kesehatan. Sementara itu penduduk yang berusia 70 tahun ke atas akan divaksinasi mulai Februari.

Selain itu, Singapura juga melonggarkan beberapa pembatasan sosial minggu ini.

"Kami sekarang dapat melihat cahaya di ujung terowongan. Tapi masih perlu waktu bagi cukup banyak orang untuk divaksinasi sebelum kita aman dari wabah besar yang tidak terkontrol,” tutup Lee.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper