Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Uang Beredar Masih Tinggi pada November, Kredit Minus Lagi

Posisi M2 tercatat sebesar Rp6.817,5 triliun atau tumbuh sebesar 12,2 persen secara tahunan (yoy) pada November 2020.
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) dan Rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (22/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) dan Rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (22/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tetap tinggi pada November 2020. Ini didukung komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang kuasi. 

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan bahwa posisi M2 tercatat sebesar Rp6.817,5 triliun atau tumbuh sebesar 12,2 persen secara tahunan (yoy). Realisasi tersebut relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 12,5 persen (yoy).

"Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan M1 yang melambat menjadi sebesar 15,8 persen yoy dari pertumbuhan pada Oktober 2020 sebesar 18,5 persen yoy, sejalan peredaran uang kartal dan simpanan giro rupiah yang melambat," katanya yang dikutip dari situs resmi BI, Rabu (30/12/2020).

Erwin menjelaskan bahwa pertumbuhan uang kuasi mengalami peningkatan, dari 10,7 persen secara yoy pada bulan sebelumnya menjadi 11,1 persen pada November.

Berdasarkan faktor yang memengaruhi, pertumbuhan M2 pada November didorong oleh peningkatan aktiva dalam negeri bersih di tengah perlambatan aktiva luar negeri bersih. 

Aktiva dalam negeri bersih tumbuh sebesar 12,9 persen secara tahunan atau lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 12 persen.

Perkembangan ini tambah Erwin, didorong oleh peningkatan pertumbuhan lainnya bersih terutama pembelian SBN oleh BI dan pertumbuhan ekspansi keuangan pemerintah yang masih tinggi.

Sementara itu, pertumbuhan kredit tercatat masih mengalami kontraksi sebesar 1,7 persen. Capaian tersebut turun dibandingkan dengan pertumbuhan Oktober sebesar minus 0,9 persen sejalan dengan permintaan yang masih belum kuat.

"Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 10,3 persen pada November 2020, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan Oktober sebesar 13,9 persen," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper