Bisnis.com, JAKARTA – Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat diproyeksikan untuk membantu mengolaborasikan seluruh kapal- kapal angkutan yang ada di wilayah Jawa.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, selama ini kapal- kapal angkutan dengan jumlah barang yang sedikit biasanya akan ke Singapura atau Malaysia. Namun dengan adanya Pelabuhan Patimban, diharapkan semua barang- barang akan dikumpulkan di pelabuhan tersebut dan selanjutnya dibawa dengan kapal- kapal besar.
"Kita melihat memang Patimban ini menjadi salah satu titik awal bagaimana kita mengonsolidasi kembali angkutan-angkutan yang ada di seluruh Indonesia ini menjadi satu," kata Menteri Budi dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), Selasa (29/12/2020).
Dia menambahkan, aktivitas pelayanan internasional baik yang menuju ke China, Eropa atau Amerika akan dipusatkan di Pelabuhan Patimban.
Di sisi lain, katanya, pengembangan terminal peti kemas akan terus dilakukan hingga mencapai kapasitas maksimal yaitu di atas 7 juta TEUs.
"Jadi kolaborasi antara Priuk dan Patimban ini akan menciptakan kurang lebih 14 juta TEUs," papar dia.
Baca Juga
Menurutnya, Pelabuhan Patimban diharapkan dapat mengurangi biaya logistik dan memperlancar arus barang, serta mengurangi beban kendaraan barang di jalan raya khususnya di wilayah Jabodetabek.
"Pelabuhan Patimban yang disinergikan dengan Pelabuhan Tanjung Priok diharapkan dapat mengefisiensikan waktu dan biaya logistik. Khususnya untuk menekan biaya logistik nasional dan meningkatkan efisiensi biaya ekspor produk Indonesia ke luar negeri, salah satunya produk otomotif," tutur Menhub Budi.
Adapun Pelabuhan Patimban telah resmi beroperasi dan langsung melayani kegiatan ekspor perdana produk otomotif sebanyak 140 unit kendaraan, Minggu (20/12/2020).
Dalam soft launching tersebut, 140 unit kendaraan merek Toyota, Daihatsu, dan Suzuki ke dalam Kapal MV. Suzuka Express milik PT Toyofuji Shipping Co.,Ltd, diangkut untuk diekspor menuju Brunei Darussalam.