Bisnis.com, JAKARTA — PT Mayora Indah Tbk. menyebut pabrik kopi di Filipina saat ini sudah beroperasi. Pabrik tersebut diklaim baru berkapasitas terbatas dan akan terus dikembangkan ke depannya.
Direktur Keuangan Mayora Indah Hendik Polisar mengatakan pabrik di Filipina sudah berjalan dengan lancar meski masih dalam kapasitas kecil. Pabrik tersebut masuk dalam anak perusahaan Torabika sehingga tidak mengganggu total konsolidasi perseroan.
"Jadi tahun ini modal [capex] memang cukup besar yakni Rp2 triliun dan sudah digunakan Rp1,8 triliun dengan alokasi pembangunan pabrik torabika dan ekspansi untuk produk wafer serta biskuit yang seluruhnya akan memberi kapasitas tambahan sebesar 20 persen," katanya dalam paparan publik virtual, Rabu (23/12/2020).
Adapun hingga tahun lalu, polemik SSG (special safeguard) menjadi salah satu kendala ekspor kopi kemasan Mayora. Bahkan, pada 2018 Mayora merugi US$16 juta akibat kebijakan SSG Filipina. Terlebih, ekspor ke Filipina memiliki porsi 25%—30% terhadap total ekspor produk perseroan.
Untuk itu, demi mempermudah akses pasarnya ke negara tersebut, Mayora pun merencanakan investasi membangun pabrik senilai US$50-US$70 juta di negara tersebut. Mayora pun merupakan pemasok kopi kemasan ke Filipina terbesar dari Indonesia.
Global Marketing Director Mayora Indah Ricky Afrianto pernah mengatakan produk kopi kemasan MYOR memiliki pangsa pasar sebesar 45% di Filipina. Pendirian pabrik tersebut diperkirakan mengambil porsi sekitar 10%-15% dari penjualan ekspor ke Filipina.
Baca Juga
Adapun perseroan memang tengah fokus memperkuat penetrasi di negara-negara tetangga. Empat negara tujuan ekspor Mayora Indah di Asean saat ini yaitu Filipina, Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Namun, perseroan juga membidik perluasan volume ekspor di tiga negara lain yaitu Myanmar, Kamboja, dan Laos.