Bisnis.com, JAKARTA - PT Mayora Indah Tbk. menilai konsumsi masyarakat sudah membaik seusai ditekan pandemi yang sudah berjalan lebih dari satu semester dan belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Direktur Utama PT Mayora Indah Tbk. Andre Sukendra Atmadja mengatakan pihaknya merasa tren konsumsi di pasar telah pulih. Perseroan pun optimistis akan mencetak kinerja pertumbuhan pada kuartal III/2020 ini.
"Kami sangat optimis untuk kuartal III tahun ini akan tumbuh, karena titik terendah sudah kita lewati di Mei. Pada Juni sudah mengalami recovery. Bahkan, Agustus sudah lebih tinggi dari Juli," katanya melalui siaran pers, Minggu (20/9/2020).
Adapun emiten konsumer dengan sandi saham MYOR ini memang menargetkan penjualan pada semester II/2020 dapat bertumbuh.
Mayora Indah termasuk salah satu emiten fast moving consumer goods (FMCG) yang beruntung dapat mencatatkan pertumbuhan laba bersih di tengah pandemi Covid-19.
Mayora Indah melaporkan realisasi penjualan bersih Rp11,08 triliun per 30 Juni 2020. Pencapaian itu turun 8,10 persen dari Rp12,05 triliun periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Kontribusi penjualan terbesar perseroan berasal dari domestik senilai Rp6,88 triliun disusul ekspor Rp4,20 triliun. Jumlah yang dibukukan mengalami penurunan secara tahunan baik di dalam maupun ke luar negeri.
Total laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp938,47 miliar pada semester I/2020. Pencapaian itu naik 16,22 persen dari Rp807,48 miliar per 30 Juni 2019.
“Semester kedua kita harapkan sudah bisa tumbuh penjualannya,” ujar Direktur Keuangan Mayora Hendrik Polisar kepada Bisnis.com belum lama ini.
Hendrik juga menyatakan pertumbuhan laba disebabkan oleh berbagai hal, seperti penghematan bunga dan laba kurs.
Untuk diketahui, produsen biskuit dengan jenama Roma tersebut membukukan laba selisih kurs mata uang asing bersih Rp126,22 miliar per 30 Juni 2020. Posisi itu berbalik dari rugi Rp103,86 miliar periode yang sama tahun lalu.