Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahan Plastik Ori Naik Harga, Industri Daur Ulang Optimistis Tahun Depan

Kenaikan harga bahan baku ori plastik diyakini meningkatkan utilitas industri daur ulang.
Pekerja mengemas biji plastik usai dijemur di salah satu industri pengolahan limbah plastik di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja mengemas biji plastik usai dijemur di salah satu industri pengolahan limbah plastik di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Kalangan pelaku industri daur ulang plastik meyakini kegiatan ekonomi pada 2021 berangsur pulih seiring dengan kegiatan vaksinasi massal. Sementara kenaikan harga bahan baku ori plastik akan meningkatkan utilitas industri daur ulang.

Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (Adupi) Christine Halim mengatakan kenaikan harga bahan baku ori plastik mulai kuartal IV/2020 dirasa pelaku usaha akan meningkatkan utilisasi industri saat ini.

"Saat ini meski tergantung pada tiap fokus komoditas perusahaan yang dijual, tetapi rerata di kisaran 50-60 persen. Perusahaan saya sendiri Langgeng Jaya Group 1.400 ton sekarang hanya 900 ton," katanya kepada Bisnis, Selasa (22/12/2020).

Christine pun berharap ke depan pemerintah lebih proaktif bersama-sama merilis kebijakan yang mendukung keberlangsungan industri agar segera mampu keluar dari keterpurukan akibat Covid-19. Dia menyebut utamanya Kementerian Perdagangan dan Lingkungan Hidup dan Kehutanan karena sejauh ini Kementerian Perindustrian sudah mampu proaktif mendukung industri.

Adapun kenaikan bahan baku ini dieluhkan Industri Plastik Hilir Indonesia (Aphindo) yang menyatakan kegiatan impor saat ini penting dilakukan untuk mendapatkan bahan baku plastik. Pasalnya, ketersediaan bahan baku di dalam negeri minim dan harga yang ditawarkan tidak kompetitif.

Sekretaris Jenderal Aphindo Henry Chevalier mendata saat ini harga bahan baku plastik on the spot telah mencapai US$20.000 per ton, sedangkan dengan metode pesan berada di sekitar level US$19.000 per ton. Sementara itu, harga bahan baku impor saat ini ada di posisi US$18.900 per ton.

"[Tapi,] ketersediaan bahan baku plastik impor langka. Pertama, pengiriman dari negara asal impor sulit karena masalah kontainer. Kedua, kondisi cuaca tidak kondusif. Itu yang jadi masalah," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper