Bisnis.com, JAKARTA – Coca-Cola Co. memangkas 2.200 tenaga kerja di seluruh dunia, termasuk 1.200 pekerjaan di Amerika Serikat, seiring dengan tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Juru bicara perusahaan mengatakan pengurangan pekerjaan tersebut mencapai 2,5 persen dari total tenaga kerja yang ada di perusahaan pembuat minuman bersoda tersebut. Coca-Cola setidaknya memiliki 86.200 pekerja pada awal tahun ini, termasuk 10.400 pekerja di Amerika Serikat (AS).
“Kami berada dalam proses untuk membangun kembali struktur organisasi yang adaptif terhadap perubahan permintaan dan gaya hidup. Pandemi bukanlah penyebab perubahan ini, tetapi itu [pandemi] menjadi katalis bagi perusahaan untuk bergerak lebih cepat,” katanya, dikutip dari Bloomberg, Jumat (18/12/2020).
Baca Juga
Langkah pemangkasan ini terjadi tidak lama setelah perusahaan itu menawarkan program pension dini kepada hampir 40 persen karyawannya di Amerika Utara pada Agustus lalu. Program penawaran pensiun dini tersebut juga diikuti oleh pemangkasan hubungan kerja (PHK).
Coca-Cola menyebutkan langkah reorganisasi tersebut akan menghemat biaya operasional dengan kisaran US$350 juta-US$550 juta.
Tak berbeda dengan produsen minuman bersoda lainnya, Coca-Cola tengah beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen sejalan dengan semakin banyaknya minuman berkarbonasi dengan variasi rasa dan penutupan sejumlah tempat umum akibat pandemi.