Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Senior Indef Faisal Basri menyoroti anggaran kesehatan dalam APBN 2021 yang turun dibandingkan dengan anggaran tahun anggaran 2021.
Faisal menyayangkan anggaran kesehatan yang dipangkas dari Rp212,5 triliun di 2020 menjadi Rp169,7 triliun pada 2021. Padahal, Indonesia harus menghadapi situasi pandemi yang masih berlanjut tahun depan
"Mengapa pemerintah akhirnya menurunkan anggaran kesehatan buat 2021? Anggaran kesehatan itu turun dr Rp212,5 triliun jadi Rp169,7 triliun di tengah primary health masih babak belur," katanya, Jumat (18/12/2021).
Sementara di sisi lain, pemerintah menetapkan anggran untuk belanja infrastruktur sebesar Rp414 triliun untuk tahun depan. Jumlah ini naik signifikan jika dibandingkan dengan anggaran pada 2020 sebesar Rp281,2 triliun.
Menurutnya, anggaran belanja infrastruktur yang besar tersebut seharusnya bisa dialihkan ke belanja kesehatan yang jauh lebih mendesak.
"Jadi kesehatan memang nomor dua, tidak ada komitmen [pemerintah]," ujarnya.
Baca Juga
Meski mengalami penurunan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menyampaikan anggaran kesehatan tetap dialokasikan cukup besar, yakni mencapai 6,2 persen dari APBN tahun 2021. Ini jauh di atas amanat UU Kesehatan sebesar 5 persen dari APBN.
Desain belanja pemerintah pada 2021 juga telah difokuskan pada kelanjutan penanganan pandemi, termasuk untuk program vaksinasi.
"Fokus pertama adalah mendukung kelanjutan penanganan pandemi," katanya.
Sebagai gambaran, dalam struktur APBN 2021, anggaran pendidikan tetap menjadi alokasi terbesar, yaitu sebesar Rp550 triliun atau 20 persen dari total belanja negara.
Di samping itu, belanja untuk perlindungan sosial kata Sri Mulyani juga tetap menjadi prioritas pemerintah pada tahun depan, dengan anggran mencapai Rp408,8 triliun.