Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menuju Klimaks Brexit, Akses Perikanan Jadi Penentu

Menuju klimaks perundingan, tema penangkapan ikan itu menjadi pekerjaan rumah terakhir menuju kesepakatan dagang setelah berbulan-bulan pembicaraan yang alot.
Mural karya seniman jalanan Inggris, Bansky/Yahoo-News
Mural karya seniman jalanan Inggris, Bansky/Yahoo-News

Bisnis.com, JAKARTA - Inggris dan Uni Eropa sedang berada di detik-detik terakhir perundingan Brexit yang menyangkut hak atas penangkapan ikan.

Menuju klimaks perundingan, tema itu menjadi pekerjaan rumah terakhir menuju kesepakatan dagang setelah berbulan-bulan pembicaraan yang alot. Para pejabat memprediksi kesepakatan akan tercapai dalam waktu beberapa hari ke depan.

Poundsterling, mata uang Inggris, menguat terhadap dolar kemarin di tengah optimisme bahwa peralihan fokus ke soal perikanan menandakan perdebatan tentang lapangan bermain yang setara untuk bisnis, telah diselesaikan.

Sebelumnya, persoalan "level of playing field" itu disebut-sebut oleh para pemimpin sebagai ganjalan terbesar dalam perundingan.

Kantor Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa Parlemen yang akan reses hari ini, dapat ditarik kembali secepatnya minggu depan untuk menyetujui kesepakatan apa pun yang dicapai.

"Parlemen telah lama menunjukkan bahwa mereka dapat bergerak dengan cepat dan negara mengharapkan tidak kurang dari itu," kata kantor PM dalam sebuah pernyataan dilansir Bloomberg, Kamis (17/12/2020).

Namun, orang-orang yang dekat dengan negosiasi memperingatkan bahwa perbedaan antara kedua belah pihak tentang akses apa yang akan dimiliki kapal Uni Eropa ke perairan Inggris masih substansial. Kegagalan untuk mencapai persetujuan akan merusak seluruh kesepakatan.

"Tentang perikanan, pembahasannya masih sangat sulit. Sejujurnya, terkadang kami merasa bahwa kami tidak akan dapat menyelesaikan pertanyaan ini," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan kepada Parlemen Eropa.

Sementara itu, Boris Johnson di sisi lain telah meredakan retorika pesimistis untuk keluar dari UE tanpa kesepakatan dagang. Dalam konferensi pers kemarin, Johnson mengatakan tidak lagi berpegang pada pernyataan itu.

"Itu sangat penting bagi teman-teman kami. Mereka tahu parameternya," ujarnya.

Para pejabat mengatakan diskusi tentang perikanan mungkin akan memakan waktu beberapa hari sebelum ada pembicaraan tentang kesepakatan.

Selain itu, negosiasi macet mengenai berapa lama masa transisi sebelum aturan dan kuota baru berlaku. Inggris telah mendorong selama tiga tahun, Uni Eropa ingin lebih lama.

Kedua belah pihak juga berselisih tentang seberapa sering akses akan dinegosiasikan ulang. Inggris ingin melakukannya setiap tahun, tetapi UE menginginkan pengaturan jangka panjang.

Sementara itu, menurut pejabat yang dekat dengan masalah ini, poin utama mengenai level of playing field yang berbulan-bulan mengganjal perundingan, tidak sepenuhnya terselesaikan antara kedua belah pihak.

Inggris telah menyerah pada sikap yang menentang retaliasi silang, yakni gagasan bahwa salah satu pihak dapat menggunakan pelanggaran di satu bidang perjanjian untuk menerapkan tarif atau kuota pembalasan di tempat lain. Inggris juga berjanji untuk tidak mundur dari standar ketenagakerjaan, sosial dan lingkungan UE saat ini setelah 31 Desember.

Namun masih ada ketidaksepakatan tentang apa yang terjadi jika standar UE semakin ketat dari waktu ke waktu. Awalnya, blok tersebut ingin Inggris mengubah aturannya secara bersamaan.

Kini kedua belah pihak telah menyetujui mekanisme independen yang akan memungkinkan beberapa perbedaan, tetapi rinciannya belum sepenuhnya dipastikan.

Di Berlin, Kanselir Jerman Angela Merkel mengulangi bahwa UE siap untuk tidak ada kesepakatan.

"Komisi sekali lagi bernegosiasi, dengan semua kesepakatan kami dalam jam dan hari ini hingga akhir minggu, untuk melihat apakah masih ada solusi. Sudah ada kemajuan, tapi tidak ada terobosan,” katanya kepada majelis rendah parlemen Jerman.

Jika kedua belah pihak menjembatani perbedaan mereka dan Parlemen Inggris dipanggil kembali untuk memberikan suara pada kesepakatan perdagangan apa pun, prosesnya akan disesuaikan untuk fokus secara eksklusif pada pengesahan undang-undang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper