Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren Surplus Berlanjut, Neraca Perdagangan November Cetak Surplus US$2,62 Miliar

Neraca perdagangan Indonesia pada November 2020 mengalami surplus US$2,62 miliar. Kendati demikian, angka ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar US$13,61 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto memberikan keterangan saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (1/7/2020).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto memberikan keterangan saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (1/7/2020).

Bisnis.com, Jakarta - Jelang tutup tahun tren surplus perdagangan di tengah pandemi Covid-19 masih berlanjut ditopang oleh ekspor minyak sawit dan batu bara.

Neraca perdagangan Indonesia pada November 2020 mengalami surplus US$2,62 miliar. Kendati demikian, angka ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar US$13,61 miliar.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus ini diperoleh dari posisi ekspor yang mencapai US$15,28 miliar, lebih tinggi dari impor November sebesar US$12,66.

Total ekspor November mencapai US$15,28 miliar naik 6,36 persen (month to month/mtm) dari Oktober lalu dan dibandingkan tahun lalu, angkanya meningkat 9,54 persen (year-on-year/yoy).

"Jika dibandingkan tahun lalu, mengalami peningkatan yang lebih tinggi, dengan catatan kenaikan ini didorong oleh ekspor nonmigas 12,41 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto, Selasa (15/12/2020).

Dia menambahkan kenaikan ekspor pada bulan ini terjadi karena adanya kenaikan ekspor migas 24,26 persen dan nonmigas naik 5,56 persen mtm. 

Secara bulanan, ekspor November merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2018, yang mencatatkan ekspor sebesar US$15,91 miliar. Pertumbuhan ekspor pada November, kata Suhariyanto, terjadi secara volume dan harga. 

Secara kumulatif, ekspor Indonesia Januari - November 2020, BPS mencatat ekspor mencapai US$146,78. Menurut Suhariyanto, angka ini turun tipis dibandingkan tahun lalu sebesar US$153,25 atau turun -4,22 persen. 

Sementara itu, nilai impor Indonesia pada November ini tercatat sebesar US$12,66 miliar atau naik 17,40 persen dari bulan Oktober 2020.

"Impor pada bulan ini mengalami pertumbuhan positif di semua jenis barang," ujar Suhariyanto.

Kenaikan tertinggi terjadi untuk barang modal sebesar 31,54 persen (mtm) dan barang konsumsi 25,52 persen (mtm). Impor bahan baku juga meningkat sebesar 13,02 persen.

"Pertumbuhan impor untuk barang baku dan barang modal menggembirakan, naiknya ini akan menggerakkan industri dalam negeri, barang modal akan positif ke investasi PMTB pada kuartal IV ini," ujar Suhariyanto.

Adapun, nilai ekspor Januari - November 2020 mencapai US$127,13 miliar atau turun 18,91 persen dari US$156,77 miliar. Pangsa impor Indonesia masih didominasi nonmigas dengan jenis barang mesin dan peralatan mekanis serta mesin dan perlengkapan elektrik. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper