Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Raih Bisnis Indonesia Award 2020, Begini Capaian Vale Tahun Ini

Vale merupakan perusahaan tambang dan pengolahan nikel terintegrasi yang beroperasi di Blok Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan.
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA — PT Vale Indonesia Tbk. berhasil meraih penghargaan dalam ajang Bisnis Indonesia Awards 2020 untuk sektor pertambangan logam, mineral, batu bara, dan gambut, Senin (14/12/2020).

Dalam ajang tersebut, Vale mengalahkan beberapa emiten yang bergerak dalam sektor yang sama seperti PT Mitrabara Adiperdana Tbk. (MBAP), PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA), PT Kapuas Prima Coal Tbk. (ZINC), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), PT Bayan Resources Tbk. (BYAN), PT Samindo Resources Tbk. (MYOH).

Vale merupakan emiten berkode saham INCO tersebut merupakan perusahaan tambang dan pengolahan nikel terintegrasi yang beroperasi di Blok Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan.

INCO merupakan entitas anak dari perusahaan multitambang Vale Canada Limited yang merupakan pemegang saham pengendali perseroan.

Di tengah tantangan pandemi Covid-19, INCO mampu mencatatkan kinerja produksi yang cukup baik.

Berdasarkan laporan produksi triwulan III/2020, INCO mencatat realisasi volume produksi nikel dalam matte pada triwulan III/2020 mencapai 19.477 ton atau naik 4 persen dari realisasi pada triwulan II/2020, sedangkan secara akumulasi Januari—September 2020, volume produksi nikel dalam matte perusahaan mencapai 55.792 ton.

Realisasi ini naik 10 persen bila dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu. Tahun ini, INCO menargetkan produksi dapat mencapai 73.000 ton.

Menurut catatan Bisnis, target produksi tersebut sesungguhnya lebih tinggi daripada panduan kinerja yang telah ditetapkan pada awal tahun ini. Sebelumnya, INCO menargetkan produksi tahun ini tidak jauh berbeda dari realisasi produksi tahun lalu sebesar 71.025 ton.

Namun, INCO merevisi naik target produksi karena perseroan berpotensi membukukan volume produksi lebih tinggi seiring dengan penundaan proyek peremajaan furnace 4 pada tahun ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper