Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPOM : Perlu Kerja Sama Multilateral Hadapi Pandemi Covid-19

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan negara berkembang masih berisiko tertinggal terkait pengadaan vaksin, pengobatan terapeutik, maupun teknologi kesehatan dalam melawan Covid-19.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito./Istimewa
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan negara berkembang masih berisiko tertinggal terkait pengadaan vaksin, pengobatan terapeutik, maupun teknologi kesehatan dalam melawan Covid-19.

Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan banyak negara anggota Organisation of Islamic Cooperation (OIC) masih kesulitan menangani Covid-19. Dalam konteks ini, negara-negara OIC harus memprioritaskan membangun infrastruktur kesehatan yang kuat dan tangguh.

"Tidak ada yang bisa memprediksi akhir dari pandemi ini. Kita tidak punya pilihan lain selain bekerja sama unutk menahan penyebaran virus dan menemukan obat terbaiik," ucapnya dalam membuka workshop virtual Enhancing Collaboration in Research, Manufacturing, Management of Medicine's and Vaccinve's in the OIC Member State, Rabu (9/12/2020).

Penny menilai setidaknya ada dua dokumen yang dapat menjadi panduan negara anggota OIC, yakni Deklarasi Jakarta dan Rencana Kerja Jakarta. Kedua dokumen tersebut diterbikan pada 2018 dapat memberikan strategi dan aksi yang sesuai pada masa pandemi Covid-19.

Namun demikian, seluruh BPOM di masing-masing negara anggota OIC perlu menunjukkan komitmen, solidaritas, dan kolaborasi yang kuat.

Kedua, perlu adanya rasa solidaritas, kemanusiaan, dan kerja sama yang kuat untuk mempromosikan vaksin di seluruh negara anggota OIC. Penny menilai perlu adanya kerja sama multirateral untuk memastikan pada akhirnya seluruh negara anggota OIC memiliki vaksin Covid-19.

Ketiga, perlu adanya langkah luar biasa. Penny menjelaskan pemangku kepentingan perlu memberikan pengalaman yang relevan agar BPOM di setiap negara memiliki fleksibilitas dalam mengimplementasikan peraturan.

"BPOM di masing-masing negara anggota OIC dan mitranya akan mendapatkan kesempatan untuk membuat strategi dan rekomendasi yang realistis untuk memimpin kemitraan untuk melawan Covid-19," ucapnya.

Penny menilai industri farmasi nasional telah memiliki kapasitas untuk memproduksi vaksin untuk manusia. Seperti diketahui, produsen vaksin untuk manusia saat ini diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero), sedangkan produsen vaksin lainnya ditujukan untuk hewan.

"Moderna belum [melakukan diskusi terkait dengan uji klinis maupun komersialisasi vaksin di dalam negero], tapi Pfizer, AstraZeneca, dan Sputnik, mereka akan mencari mitra industri farmasi yang ada di sini," ucapnya.

Selain kerja sama antara Bio Farma dan Sinivac Biotechnology, komitmen pengadaan vaksin lain berasal dari kerja sama PT Kimia Farma Tbk. (Persero) dengan G42 yang memiliki komitmen tentatif akan 10 juta dosis vaksin Covid-19 pada Desember 2020. Komtimen vaksin terakhir adalah dengan AstraZeneca sebanyak 100 juta dosis dan GAVI sekitar 50 juta dosis pada 2021.

Seperti diketahui, Pfizer menyatakan bahwa data awal dari uji klinis tahap III vaksin buatan Pfizer yang melibatkan 44.000 relawan memiliki efikasi hingga 90 persen. Adapun, uji klinis tersebut dilakukan di Amerika Serikat, Argentina, Brasil, dan Jerman.

"Untuk jenis vaksin [Covid-19 yang akan digunakan di dalam negeri] ditetapkan Kementerian Kesehatan. Bio Farma belum adan rencana kerja sama dengan Pizer," kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir kepada Bisnis.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper