Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi pelayaran mengungkapkan terjadinya kelangkaan kontainer kosong di Indonesia sebagai dampak bola salju dari berkurangnya arus barang sebagai dampak pandemi Covid-19 di seluruh dunia.
Ketua DPP Indonesia National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto menuturkan kelangkaan kontainer kosong untuk ekspor ini terjadi akibat efek bola salju berkurangnya arus barang sebagai dampak pandemi Covid-19 yang melanda dunia.
"Otomatis international shipping operator mengurangi ruang. Pandemi ini membuat berbagai negara lockdown, sehingga terjadi congestion [kemacetan] dan pengembalian kontainer kosong atau repo menjadi terhambat," paparnya kepada Bisnis.com, Selasa (8/12/2020).
Menurutnya, ketika perekonomian China mulai bangkit, permintaan akan ruang muat dan kontainer meningkat. Dengan demikian terjadilah permintaan yang tinggi, dan angkutan pun meningkat.
Begitu pula yang terjadi dengan kebutuhan ekspor tinggi, sementara volume impor juga berkurang banyak saat pandemi, maka tidak terjadi penumpukan kontainer kosong untuk ekspor di Indonesia. Namun, container dan space menjadi sulit saat ini.
Dia melanjutkan space dan container banyak terserap ke China. Dampaknya ongkos angkut ekspor menjadi berlipat ganda dan membuat pelayaran lebih selektif pada muatan-muatan long haul [perjalanan jauh seperti ke AS dan Eropa].
Baca Juga
Dengan demikian, terjadi permintaan yang tinggi terhadap suplai yang tengah turun. Adapun kontainer itu kepemilikannya ada pada perusahaan pelayaran, baik domestik maupun internasional.
Selanjutnya, dia mengusulkan pula agar repo kontainer kosong ke Indonesia untuk dibebaskan biaya bongkar di pelabuhan. Selain itu, mendorong dibukanya keran impor ke Indonesia, serta eksportir diharapkan mensubstitusi tipe kontainer, dari biasanya menggunakan 40 High Cub (HC) menjadi 20 HC.
“DPP INSA sudah menyampaikan beberapa usulan ini dalam rapat beberapa waktu lalu dengan pemerintah dan stakeholder lainnya,” ujarnya.
Selain itu, perlu dicarikan solusi terbaik untuk menangani kondisi kekurangan kontainer global yang terjadi saat ini dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan pelayaran.
Saat ini, untuk mempertahankan operasional operator pelayaran internasional asal Indonesia, maka para operator pelayaran kontainer dunia menyusutkan jumlah operasional kapal kontainer untuk memangkas beban biaya perusahaan. Akibatnya, terjadi kekurangan kontainer. Kondisi ini juga mengakibatkan terkereknya freight atau ongkos angkut pelayaran global menjadi lebih tinggi.
Khusus Indonesia, kekurangan kontainer ekspor ini disebabkan karena berkurangnya volume impor yang berarti menurunnya jumlah kontainer yang ke Indonesia.