Bisnis.com, JAKARTA – Pengembang terbesar Dubai, Uni Emirat Arab, untuk sementara menghentikan proyek-proyek baru di tengah melimpahnya properti yang, dikombinasikan dengan pandemi virus corona, telah memangkas hampir sepertiga dari harga rumah dalam 6 tahun terakhir.
"Kami tidak membangun lagi. Covid-19 telah menghentikan kami," kata Chairman Emaar Properties Mohamed Alabbar pada konferensi di Dubai pada Senin (7/12/2020).
Komentar tersebut menandai pengakuan langka dari Emaar, yang selama bertahun-tahun telah menolak seruan untuk menghentikan konstruksi, bahkan ketika properti baru membanjiri pasar dan menurunkan nilai.
Harga rumah di Dubai, pusat bisnis dan keuangan utama Timur Tengah, merosot lebih dari 30 persen sejak 2014, memaksa pemerintah untuk membentuk komite untuk mengelola penawaran dan permintaan.
Alabbar dikritik oleh Chairman Damac Properties Hussain Sajwani tahun lalu sebagai penyebab utama dalam melanggengkan kelebihan pasokan.
Sajwani mengatakan Emaar menawarkan rencana pembayaran yang mendorong spekulasi dan tidak akan memperlambat pembangunan, bahkan ketika mayoritas pengembang besar lainnya, termasuk Meraas Holding LLC dan Nakheel PJSC, melakukannya.
Emaar, yang membangun menara tertinggi di dunia, Burj Khalifa di Dubai, menolak berkomentar saat itu.
Dengan dimulainya pandemi, perusahaan properti mengkhawatirkan arus kas mereka dan menghentikan proyek, karena permintaan dari investor asing dan lokal menguap.
Alabbar mengatakan permintaan sekarang meningkat di tengah diskon yang ditawarkan oleh pengembang. Permintaan itu terutama datang dari pembeli di India, Rusia, dan Arab Saudi.