Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pulihkan Pasar Kerja 2021, Pendidikan Vokasi Jadi Strategi Utama

Penguatan sistem pendidikan vokasi akan meningkatkan mutu program pelatihan prakerja sehingga membuka peluang bagi sekitar 43 persen angkatan kerja yang tidak mengenyam pendidikan tinggi.
Siswa Polman Astra. Politeknik Manufaktur Astra adalah institusi pendidikan tinggi vokasi yang berada di bawah naungan Yayasan Astra Bina Ilmu, satu dari 9 Yayasan yang dimiliki oleh PT Astra International Tbk. /foto polman.astra.ac.id
Siswa Polman Astra. Politeknik Manufaktur Astra adalah institusi pendidikan tinggi vokasi yang berada di bawah naungan Yayasan Astra Bina Ilmu, satu dari 9 Yayasan yang dimiliki oleh PT Astra International Tbk. /foto polman.astra.ac.id

Bisnis.com, JAKARTA – Upaya sektor ketenagakerjaan Indonesia untuk bangkit dari rekor terburuk menuju pemulihan pada 2021 mesti diiringi dengan ketersediaan tenaga kerja berkualitas. Pembenahan sektor vokasi pun dinilai menjadi kunci. 

Pada 2021, penyerapan tenaga kerja diperkirakan bakal mencapai angka 1 juta hingga 1,5 juta orang dan diestimasikan terus berlangsung hingga 2022 dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 3 juta orang.

Proyeksi tersebut mengindikasikan 2021 sebagai momentum bagi pemulihan pasar kerja Tanah Air yang masih terpuruk akibat terdampak Covid-19.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial Antonius J. Supit menilai pendidikan vokasi yang sedang dikembangkan oleh pemerintah harus terimplementasi ke dalam upaya pembangunan sumber daya manusia (SDM) sebagai bagian strategi ekonomi nasional.

"Pendidikan vokasi memerlukan sistem, harus ada lembaga khusus yang mengatur. Tidak bisa dibiarkan berjalan sendiri-sendiri. Soalnya, pelatihan pekerja dari dulu juga sudah ada, tapi tidak tersistem. Sistem yang benar harus ada dan harus tertata rapi serta berlaku secara nasional," ujar Anton kepada Bisnis.com, Selasa (8/12/2020).

Antn mengungkapkan penguatan sistem pendidikan vokasi akan meningkatkan mutu program pelatihan prakerja sehingga membuka peluang bagi sekitar 43 persen angkatan kerja yang tidak mengenyam pendidikan tinggi atau sekolah berbasis kejuruan.

Dengan demikian, angkatan kerja berpendidikan sekolah menengah atas (SMA) umum ke bawah yang menyelesaikan pelatihan bisa keluar sebagai tenaga kerja terampil meskipun tidak sempat mengenyam pendidikan tinggi.

Sebagaimana diketahui, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah pekerja/buruh berpendidikan sekolah menengah atas (SMA) umum ke bawah lebih dari 26 juta orang, atau sekitar 43 persen dari total pekerja/buruh di Indonesia sampai dengan Agustus 2020.

Dia pun berharap sektor industri yang bergerak di segmen consumer goods bisa menjadi lumbung besar bagi penyerapan tenaga kerja di Tanah Air tahun depan seiring dengan kenaikan purchasing managers index (PMI) pada November 2020.

Berdasarkan laporan IHS Markit, PMI manufaktur Indonesia naik dari 47,8 poin pada Oktober 2020, menjadi 50,6 poin pada November 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper