Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan belum memiliki strategi tetap agar pelaku industri tidak menjual mesin produksi masker maupun alat pelindung diri (APD) medis pada 2021 seiring dengan permintaan yang menurun. Namun, Kemenperin memiliki beberapa strategi jangka pendek.
Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kemenperin Elis Masitoh mengatakan salah satu strategi jangka pendek tersebut adalah kampanye memakai masker. Elis berujar pihaknya akan tetap mengimbau masyarakat untuk terbiasa memakai masker.
"Misalnya, pada saat Covid-19 sudah hilang, kami akan membiasakan masyarakat memakai masker, supaya kalau [pabrikan] yang punya mesin produksi masker tidak menjualnya," katanya kepada Bisnis, Minggu (6/12/2020).
Strategi lainnya adalah mengawinkan produsen masker kain dengan tim kampanye pemilihan kepala daerah (pilkada). Menurutnya, tim kampanye pilkada dapat memesan masker kain dengan desain sesuai dengan pasangan calon di daerahnya.
Dengan kata lain, ada beberapa ajang tertentu yang dapat menggunakan masker sebagai bahan kampanye. Namun, strategi tersebut hanya dapat dilakukan oleh produsen masker kain. "Kalau masker medis tidak bisa diwarnai. Kalau masker kain bisa dicetak dan diwarnai. Teman-teman industri masker kain memanfaatkan ajang dari pilkada [saat ini]," ujarnya.
Berdasarkan data Kemenperin, saat ini ada 87 pabrikan masker medis dengan utilisasi di level 71,69 persen. Adapun, industri masker medis diramalkan akan memproduksi 3,1 miliar masker medis, sedangkan 129,8 juta digunakan konsumen lokal.
Baca Juga
Sementara itu, ada 146 pabrikan APD medis sekali pakai dengan utilisasi mencapai 80,4 persen. Sampai akhir tahun, industri APD medis sekali pakai akan memproduksi 556,8 juta unit, sedangkan 11,74 juta unit akan dipasarkan di dalam negeri.
Pada akhir semester I/2020, Kemenperin mendata ada 16 pabrikan masker kain dengan kapasitas produksi per bulan mencapai 394,8 juta unit. Adapun, industri masker kain nasional diramalkan akan memproduksi 2,08 miliar unit hingga akhir tahun.
Elis mendata utilisasi industri masker medis nasional mencapai level 100 persen pada April-Juni 2020. Namun, saat ini angka tersebut merosot ke level 60 persen. Hal ini seiring dengan penurunan permintaan masker medis dan naiknya permintaan masker kain. Elis berujar pangsa masker kain lokal pada pasar masker nasional kini mencapai 40 persen.
"Ada alternatif [penggunaan masker]. Masyarakat umum sekarang ke masker kain. Itu yang diungkapkan teman-teman industri sebagai salah satu faktornya," katanya.